SERAMBINEWS.COM - Warga Israel sepertinya sudah bosan dengan pemerintahan sendiri.
Dampak perang di Gaza membuat warga Israel semakin tidak nyaman.
Akibatnya mereka meluapkan kemarahannya kepada pemerintahan yang dipimpin Benjamin Netanyahu.
Puluhan ribu orang melakukan aksi demonstrasi di Yerusalem pada Minggu (31/3/2024).
Menentang pemerintahan Benjamin Netanyahu dan menentang pengecualian yang diberikan kepada pria Yahudi ultra-Ortodoks dari dinas militer.
Melansir Reuters, kelompok pengunjuk rasa, termasuk beberapa yang memimpin demonstrasi massal yang mengguncang Israel pada tahun 2023, mengorganisir unjuk rasa di luar parlemen, Knesset, serta menyerukan pemilu baru untuk menggantikan pemerintah.
Para pengunjuk rasa juga menginginkan pembagian yang lebih setara dalam beban wajib militer yang mengikat sebagian besar warga Israel.
Sekitar 600 tentara telah tewas sejauh ini sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang yang terjadi di Gaza.
Baca juga: Syarat Israel Buka Akses Bantuan Ke Gaza, Lembaga Ini Harus Dibubarkan
Ini merupakan jumlah korban tertinggi militer dalam beberapa tahun terakhir.
N12 News Israel mengatakan, ini tampaknya merupakan demonstrasi terbesar sejak perang dimulai.
Situs berita Haaretz dan Ynet mengatakan acara tersebut menarik puluhan ribu orang.
Kabinet Netanyahu telah menghadapi kritik luas atas kegagalan keamanan serangan Hamas di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera di Gaza.
“Pemerintahan ini benar-benar gagal,” kata Nurit Robinson, 74 tahun, pada aksi tersebut.
"Mereka akan membawa kita ke jurang yang dalam."
Baca juga: Prancis Bantu Ukraina Lawan Rusia, Ada Persenjataan yang Digunakan di Laut Merah Halau Rudal Houthi
Perang Israel di daerah kantong Palestina telah memperburuk sumber perselisihan yang sudah berlangsung lama di masyarakat yang juga meresahkan pemerintahan koalisi Netanyahu.