Sementara pada posisi kedalaman amblas yang membentuk jurang, air kerap mengalir sehingga memicu terjadinya gerusan susulan pada sisa badan jalan yang saat ini dimanfaatkan lintasan kendaran.
Apalagi, lokasi Desa Cepu merupakan kawasan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas selama ini lantaran di sana pengendara biasa berada di titik lelah.
Semetara lima titik lainnya masing-masing dua di wilayah PPK 2.6 yakni Subulussalam Batas Sumut dan Subulussalam Batas Lipat Kajang, Kabupaten Aceh Singkil.
Lalu di wilayah PPK 2.5 dekat Mapolres Subulussalam serta satu titik lagi berada menjelang Kugdong.
Dua titik lagi berada di kawasan Kecamatan Sultan Daulat seperti di sekitar perkebunan PT Laot Bangko.
Untuk jalan nasional di wilayah PPK 2.6 telah diajukan untuk plot anggaran namun sejauh ini belum ada informasi apakah diakomodir Satker PJN Wilayah II atau tidak.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wil II PPK 2.6 mengaku telah menindaklanjuti kondisi ruas jalan nasional yang amblas dan terancam putus di Kota Subulussalam.
Hal itu disampaikan Kepala PPK 2.6 Firdaus kepada Serambi Minggu (17/3/2024) menanggapi penanganan jalan amblas di Kota Subulussalam.
Firdaus membenarkan sejumlah titik badan jalan nasional di wilayah kerjanya rusak parah akibat amblas termasuk yang nyaris putus di Kota Subulussalam.
Untuk masalah ini, kata Firdaus pihaknya telah menindaklanjuti dengan mengajuan ke satker PJN 2.
“Setiap ada pergerakan atau longsor tambahan saya terus membuat laporannya ke Satker PJN 2 agar lebih cepat perhatian ataupun untuk ploting dana,” kata Firdaus.
Bukan hanya di Desa Cepu, Kecamatan Penanggalan Kotaa Subulsusalam namun semua lokasi yg di ruas Subulussalam sampai ke Manduamas, Tapanuli Tengah sudah didata dan dilaporkan ke Satker.(*)