Dalam pernyataan pers pada 17 Maret 2024, kelompok tersebut mengatakan bahwa ketika mereka menguasai kamp junta di Rathedaung, mereka menemukan mayat beberapa warga Rohingya yang telah menjalani pelatihan militer singkat dan dikerahkan ke garis depan.
Rilisan tersebut mencakup foto-foto orang-orang yang terbunuh.
Sekitar 600 dari hampir 1.000 warga Rohingya yang menjalani pelatihan militer dikirim kembali sebagai cadangan ke kamp pengungsi masing-masing pada minggu kedua bulan Maret.
Namun, status 300 orang yang tersisa tidak diketahui, menurut saksi Rohingya lainnya yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
Ia juga mengatakan, karena junta memanggil kembali warga Rohingya yang dikembalikan ke kamp, beberapa dari mereka melarikan diri karena takut dikirim ke medan perang lagi.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)