Junta Militer Myanmar Mainkan Isu Agama Demi Rekrut Rohingya, Singgung Jihad Islam Hadapi Musuh
SERMBINEWS.COM – Ribuan etnis Muslim Rohingya telah dipaksa oleh Junta Militer Myanmar untuk ikut dalam kampanye wajib militer.
Mereka ditampung di kamp pelatihan dan selanjutnya dikirim ke medan tempur untuk melawan kelomplok pemberontak negara itu.
Diketahui, Junta Militer Myanmar, pemerintah negara yang dipimpin oleh para militer, kini kelimpungan menghadapi sejumlah kelompok pemberontak di negara itu.
Junta Militer membawa isu agama dan hadis Nabi Muhammad SAW untuk merekrut etnis Muslim Rohingya agar ikut dalam wajib militer.
Mereka juga didoktrin untuk berjihad seperti zaman Rasulullah SAW yang berperang melawan musuh.
Etnis Muslim Rohingya, Ali (yang namanya diubah demi alasan keamanan) mengisahkan bagaimana kelompoknya di rekrut oleh Junta Militer Myanmar untuk ikut dalam wajib militer.
Tepat sebelum tengah malam pada 25 Februari 2024, Ali membuka pintu dan melihat tentara junta menodongkan senjata ke arahnya.
Militer Myanmar telah memasuki negara bagian Rakhine, sebagai bagian dari kampanye wajib militer yang baru diluncurkan dan pemuda Rohingya adalah korban terbaru mereka.
Ali mengatakan mereka mendorongnya ke dalam mobil dan membawanya ke kamp militer Batalyon Infanteri Ringan No. 535 di Buthidaung.
Keesokan harinya, seorang komandan operasi taktis mendesak para anggota baru untuk mengikuti pelatihan militer mereka dengan serius, dan menawarkan mereka kesepakatan.
Jika orang-orang Rohingya ini membentuk milisi dan menahan Tentara Arakan, yang baru-baru ini memperoleh keuntungan besar melawan junta di negara bagian Rakhine, maka Ali dan rekan-rekan wajib militernya akan diberikan status hukum.
Militer Myanmar juga menjanjikan gaji 1.000.000 kyat (sekitar Rp 7,5 juta) beserta jatahnya.
“Mereka mengajari cara menembakkan senjata, cara berjalan, dan cara menghindari (cedera) selama pertempuran,” kata Ali, dikutip dalam laporan Radio Free Asia (RFA), Kamis (11/4/2024).
Junta Militer mengatakan kepada Ali dan rekannya bahwa pelatihan akan berlangsung selama 14 hari, setelah itu mereka akan bersiap membentuk milisi untuk berperang.