Untuk kondisi bayi dimana ASI tetap merupakan pilihan makanan terbaik tetapi mungkin membutuhkan makanan lain selain ASI untuk jangka waktu terbatas yaitu kondisi: bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram (BB lahir sangat rendah/BBLSR), bayi lahir kurang dari 32 minggu dari usia kehamilan (amat prematur), bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia (kadar gula darah rendah).

Selain itu juga didapatkan kondisi ibu yang dapat dibenarkan alasan penghindaran menyusui secara permanen seperti ibu yang terinfeksi HIV, jika pengganti menyusui dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman (AFASS), atau ibu yang dapat dibenarkan alasan penghindaran menyusui untuk sementara waktu yaitu ibu dengan kondisi sepsis, ibu dengan infeksi herpes simplex atau ibu dalam terapi obat penenang, anti epilepsi, radioaktif atau kemoterapi.

Selain itu adakah indikasi pemberian susu formula pada bayi? Ada indikasi medis lainnya pada kondisi bayi dengan gagal tumbuh setelah dilakukan evaluasi perbaikan proses menyusui, sudah dilakukan penelusuran sumber infeksi dan kelainan anatomi oleh dokter spesialis anak, maka pemberian ASI tetap dilanjutkan dan bisa diberikan bantuan susu formula sampai bayi kemudian mencapai BB yang ditargetkan.

Jadi bila ada program dari pihak tertentu berupaya membagi susu formula ke pelayanan kesehatan baik itu ke Rumah Sakit atau Puskesmas atau bahkan ke Posyandu, maka itu tidaklah tepat dan tidak pada tempatnya karena tanpa adanya indikasi medis. Maka mari bijaklah kita dalam bertindak, apakah bantuan yang diberikan akan memberikan manfaat atau malah menciptakan masalah baru?

Masalah baru yang bisa disebabkan oleh pemberian susu formula antara lain misal dibagikan kepada para bayi yang selama ini menyusui, otomatis frekuensi bayi menyusu jadi berkurang dan akan berpengaruh kepada produksi ASI. Ditambah lagi bila bayi mengalami alergi susu sapi akan timbul banyak keluhan. Seperti di kulit, saluran cerna dan saluran nafas, serta bila bantuan susu formula hanya diberikan sesaat saja maka ibu yang dengan kondisi keluarga tidak mampu akan kesulitan untuk membeli susu tersebut.

Sedangkan produksi ASI sudah sangat sedikit. Jadi mari dipertimbangkan kembali bila ada program pembagian susu untuk pengentasan stunting.