Berita Aceh Utara

Rehab Bendung Krueng Pase Dikerjakan Lagi

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AWASI PEKERJAAN - Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) BWS Sumatera I mengawasi pengerjaan proyek bendung irigasi Krueng Pase di Aceh Utara, Jumat (14/6/2024).

Kontraknya di April, efektif bekerjanya satu bulan ini. Alhamdulillah, kita masih optimis (dapat diselesaikan tepat waktu). Syafrepi Hasibuan, Pejabat Pembuat Komitmen SNVT PJPA

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I meminta supaya proyek  rehabilitasi Bendung Daerah Irigasi (DI) Krueng Pase di Aceh Utara dapat dituntaskan pada akhir Desember 2024. Sehingga, pada awal 2025 nanti, bendung yang berada di perbatasan Gampong Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia dengan Desa Maddi, Kecamatan Nibong sudah mengaliri sawah warga.

Demikian antara lain disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) BWS Sumatera I, Syafrepi Hasibuan ST, kepada Serambi, Sabtu (15/6/2024). Proyek itu dimenangkan PT Casanova Makmur Perkasa, alamat Banda Aceh, dengan nilai penawaran Rp 22,8 miliar setelah tender ulang.

Sedangkan pagu atau alokasi anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanja oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rp 28,5 miliar. Rehab bendung tersebut mulai dikerjakan pada awal April 2024, dan saat ini rata-rata item pekerjaan baru mencapai 10-15 persen.

“Kontraknya di April, efektif bekerjanya satu bulan ini. Alhamdulillah, kita masih optimis (dapat diselesaikan tepat waktu),” ujar Syafrepi. Item pekerjaan yang dilaksanakan rekanan saat ini pembangunan lantai apron bendung sudah selesai pengejarjannya. Lalu, sayap hulu bendung dan untuk item kantong lumpur kanan pembangunannya sudah mencapai 75 persen.

Untuk tubuh bendung saat realisasinya sudah mencapai 10 persen. “Untuk pilar penguras bendung sudah kita cor setinggi satu meter setengah dari bawah, tapi belum kita hitung progresnya,” kata Syafrepi. Sedangkan kantong lumpur kiri saat ini dalam proses pengerjaan dan ditargetkan bisa diselesaikan pada akhir Juni 2024.

Untuk memastikan semua item bisa diselesaikan pengerjaannya, Syafrepi menyebutkan, setiap pekan dirinya turun langsung ke lokasi dan juga ada tim yang selalu mengawasi pekerjaan tersebut. “Kita selalu mengontrol dan memacu agar target setiap bulannya itu dapat tercapai,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen SNVT PJPA.

Ditambahkan, dari segi keuangan rekanan ini belum ada kendala. “Saat ini ada tiga ekskavator di lapangan, tapi kita sudah sampaikan supaya ditambahkan satu alat lagi, dan kita minta juga untuk penambahan jumlah tenaga kerja, apalagi sudah tambah alat,” katanya. Untuk saat ini jumlah tenaga kerja saat ini di lapangan mencapai 75 orang.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 8.922 hektare sawah dalam delapan kecamatan di Aceh Utara dan satu kecamatan di Lhokseumawe dari tahun 2020 sampai sekarang tidak digarap petani. Karena, petani dari sembilan kecamatan itu tidak bisa mengalirkan air ke sawahnya dari bendung tersebut. (jaf)

Harus Dilaporkan Progresnya

Ketua Gerakan Pemuda Berusahatani (GEUPEUBUT) Aceh, Zulfikar Mulieng MSi menyebutkan, pihak rekanan atau BWS harus memberikan progres dari realisasi pekerjaan setiap bulannya kepada masyarakat, agar mengetahui realisasinya. Masyarakat berharap dan mendukung agar bendung tersebut bisa diselesaikan sebelum kontrak berakhir.

Geupeubut juga berharap dalam dua bulan ke depan, rekanan bisa memaksimalkan pekerjaan tersebut sebelum memasuki musim hujan. Karena, kalau sudah memasuki musim hujan, bisa berkemungkinan pekerjaan tidak berjalan lancar. “Informasi yang kami terima realisasinya masih lamban, karena itu harus tambah alat dan tenaga kerja,” pungkas Zulfikar Mulieng.(jaf)

Berita Terkini