Amalan lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki ketika kiberangkat menuju ke tempat shalat Idul Adha.
Hal ini tentu berdasarkan kebiasaan Rasulullah SAW.
Di mana Rasulullah tidak pernah menunggangi tunggangan saat berangkat menuju ke tempat shalat Idul Adha.
Kemudian antara jalan pergi dan pulang, Rasulullah melewati jalan yang berbeda.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah SAW biasa berangkat shalat Idul dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295).
4. Berpuasa sebelum shalat Idul Adha dan makan setelahnya
Berbeda dengan Idul Fitri, saat Idul Adha sangat dianjurkan untuk tidak terburu-buru sarapan.
Sebaiknya, dianjurkan makan setelah shalat Idul Adha selesai dilaksanakan.
Bahkan, jika memungkinkan, seseorang baru membatalkan puasanya itu setelah daging kurban telah siap dimasak dan disantap.
“Nabi Saw tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu. Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan shalat,” HR Tirmidzi.
5. Menunjukkan keceriaan serta pererat silaturahim
Dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat muslim.