Kajian Islam

Setelah Baca Doa Qunut Subuh Apakah Harus Mengusap Wajah? Awas Keliru! Simak Penjelasan Buya Yahya

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya menjelaskan soal hukum mengusap wajah usai membaca doa qunut subuh.

Setelah Baca Doa Qunut Subuh Apakah Harus Mengusap Wajah? Awas Keliru! Simak Penjelasan Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM - Apakah harus mengusap wajah setelah membaca doa qunut subuh? Simak penjelasan Buya Yahya dalam artikel ini. 

Doa qunut merupakan salah satu sunnah yang bisa dilakukan saat shalat subuh.

Doa Qunut dibacakan pada rakaat kedua shalat.

Dalam praktiknya terkadang kita melihat banyak jamaah yang mengusap wajahnya selesai membaca doa qunut.

Bahkan tak jarang kita sendiri melakukan hal demikian, mengusap wajah usai membaca doa qunut.

Baca juga: Jika Berwudhu Lupa Basuh Tiga Kali, Bagaimana Hukumnya Sahkah? ini Penjelasan Buya Yahya

Namun apakah setelah membaca doa qunut subuh dilanjutkan dengan mengusap wajah layaknya selesai membaca doa pada umumnya di luar shalat?

Adakah keharusan untuk mengusap wajah setelah selesai membaca doa qunut subuh?

Terkait hal tersebut, pendakwah Buya Yahya yang juga pendiri pondok pesantren LPD Al bahjah Cirebon melalui kanal YouTube Al Bahjah TV memberikan penjelasan.

Menurut Buya Yahya, memang dalam semua panjatan doa disunnahkan untuk mengusap wajah ketika selesai berdoa.

Namun hal demikian tidak berlaku usai membaca doa qunut subuh.

"Dalam semua panjatan doa disununnahkan anda mengusap wajah anda setelah doa, kecuali waktu doa qunut anda tidak usah mengusap wajah anda dengan tangan anda," kata Buya Yahya dikutip Serambinews.com, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Musim Haji Selesai, Buya Yahya Bagikan 7 Cara Agar Menjadi Haji yang Mabrur : Jangan Sombong!

Mengapa justru tidak dianjurkan mengusap wajah setelah selesai membaca doa qunut subuh?

Pasalnya kata Buya Yahya, hendaknya kita menghindari banyak gerakan dalam shalat. "Karena di dalam shalat hendaknya kita menghindari banyak geraakan-gerakan yang gak ada hubungannya dengan shalat," sambung Buya Yahya.

Maka dari itu, setelah selesai membaca doa qunut subuh, bisa langsung dilanjutkan ke gerakan sujud tanpa mengusap wajah terlebih dahulu.

"Nggap usah diusap wajahnya, mengusapnya adalah makruh karena khawatir terjadi gerakan tiga gerakan, sebab kalau tangan ini dua (kanan dan kiri) nanti tambah kepala, bisa batal shalatnya," timpal Buya. 

Hanya saja kita tidak perlu menakut-nakuti orang untuk menjustifikasi bahwa shalatnya batal apabila mengusap wajah. Dalam hal ini, pentingnya kita memberitahu ilmu dengan cara yang baik.

"Cuman kita tidak perlu, jangan terlalu nakut nakuti orang juga, dikit-dikit batal, justru kita beritahu itu ilmunya," pungkas Buya Yahya.

Selengkapnya simak dalam video berikut:

Baca juga: Bolehkah Daging Kurban Idul Adha Dijual Lagi? Begini Penjelasan Buya Yahya

Ini yang Harus Dilakukan Ketika Ketinggalan Shalat Berjamaah di Masjid, Simak Penjelasan Buya Yahya

Shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus ditunaikan umat Islam setiap harinya.

Seseorang yang mengerjakannya akan mendapat pahala, sementara yang meninggalkannya akan mendapat dosa.

Berbicara tentang ibadah umat Islam, shalat berjamaah di masjid memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Namun, dalam beberapa situasi, seseorang mungkin mengalami ketinggalan untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.

Buya Yahya, seorang ulama terkemuka, memberikan pandangan dan nasihat berharga mengenai hal ini.

Dilansir dari laman Al Bahjah pada Jumat (14/6/2024), dalam ceramahnya, Buya Yahya seorang ulama yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah menyoroti pentingnya pendidikan bagi mereka yang ketinggalan sholat berjamaah di masjid.

Beliau menegaskan bahwa pendidikan diperlukan tidak hanya bagi mereka yang datang tepat waktu untuk melaksanakan sholat, tetapi juga bagi mereka yang sudah berada di masjid.

Dua kisah pada zaman Nabi menjadi cerminan bagi situasi tersebut.

Pertama, ada orang yang datang ke masjid setelah shalat berjamaah selesai.

Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Rasul yang penuh kasih, menawarkan kepada para sahabat untuk memberikan sedekah kepada orang tersebut dengan cara mengajaknya shalat.

Nabi menganjurkan agar mereka yang sudah shalat, mengulang salatnya untuk menemaninya.

Buya Yahya menyoroti pentingnya sikap tidak egois dalam situasi ini.

Beliau menekankan perlunya membudayakan sikap saling menolong dan menjaga persatuan dalam komunitas Muslim.

Jika ada teman yang ketinggalan, diharapkan agar yang sudah melaksanakan shalat bersedia mengulangnya untuk menemaninya. Ini adalah bentuk kepedulian dan persaudaraan sesama Muslim.

Kisah kedua yang diangkat oleh Buya Yahya adalah tentang seseorang yang sudah melaksanakan shalat di rumah dan kemudian datang ke masjid untuk shalat berjamaah.

Namun, orang tersebut memilih untuk duduk di pinggir masjid setelah shalat, tanpa melaksanakan shalat berjamaah lagi.

Nabi Muhammad SAW menegurnya dengan ramah, menanyakan alasannya. Orang itu menjawab bahwa dia sudah shalat di rumah.

Rasulullah SAW dengan bijak menjelaskan bahwa tempat masjid adalah tempat untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan jamaah yang lebih banyak.

Nabi mengajarkan bahwa melaksanakan shalat berjamaah di masjid membawa kebaikan dan keutamaan lebih bagi seorang Muslim.

Oleh karena itu, mengulang salat berjamaah di masjid adalah sesuatu yang dianjurkan untuk tujuan membantu orang lain mendapatkan keutamaan lebih dalam ibadah mereka.

Pesan yang dapat diambil dari pandangan Buya Yahya adalah pentingnya sikap saling membantu dan menjaga persatuan dalam melaksanakan ibadah.

Ketinggalan sholat berjamaah bukan hanya tanggung jawab individu yang terlambat, tetapi juga merupakan panggilan bagi sesama Muslim untuk bersikap peduli dan bersatu dalam menjalankan kewajiban ibadah.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini