Jurnalisme Warga

In Memoriam Qismullah Yusuf: Pendidik dan Pebisnis yang Ulet

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Dr Apridar SE MSi, Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Aceh, Melaporkan dari Banda Aceh

Dalam konteks modern, prinsip-prinsip pendidikan dalam Islam tetap relevan. Umat Islam di seluruh dunia terus berusaha untuk menggabungkan nilai-nilai tradisional Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak universitas Islam modern yang berdiri dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan sambil mempertahankan nilai-nilai Islam. Misalnya, Universitas Al-Azhar di Mesir, yang merupakan salah satu institusi pendidikan Islam tertua di dunia, terus berperan penting dalam pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.

Secara keseluruhan, Islam sangat menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ajaran Islam yang mendorong pencarian ilmu, penggunaan akal, dan pengembangan moral menunjukkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membentuk individu dan masyarakat yang maju, berakhlak, dan berpengetahuan. Prinsip-prinsip ini terus menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kemanusiaan.

Qismullah dalam kesehariannya juga terlibat aktif sebagai pedagang sebagaimana yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau memosisikan diri sebagai pedagang yang jujur dan ulet, di samping melaksanakan tugas sebagai pendidik. Di masa muda beliau setelah shalat subuh langsung terjun ke pasar untuk berdagang barang-barang pertanian.

Apa yang dipraktikkan Muhammad saw dalam dunia perdagangan yaitu mengikuti pamannya, Abu Thalib, dalam perjalanan dagang ke Syam. Pengalaman ini memberinya wawasan dan keterampilan dalam berdagang. Karena kejujurannya, beliau diberi julukan "Al-Amin," yang berarti "yang terpercaya." Julukan ini diberikan karena integritasnya dalam semua transaksi bisnis dan interaksi sosial.

Qismullah menjadikan Muhammad saw sebagai suri teladan dan panutan dalam kehidupan keseharian. Bisnis yang dilakonkan tetap mengedepankan literasi sebagai pencerahan dalam peningkatan serta inovasi dalam peningkatan pendapatan serta kesejahteraan. Beliau meninggalkan istri dan tiga putri yang semuanya telah mengukir prestasi di bidangnya masing-masing.

Kepergian beliau, telah banyak meninggalkan legasi terhadap pembangunan peradaban manusia. Semoga kita yang ditinggalkan dapat mengambil iktibar dan meneruskan kebaikan yang beliau lakukan.

Berita Terkini