Menurut situs berita tersebut, para pejabat mengatakan serangan Iran diperkirakan lebih besar tetapi sifatnya serupa dengan serangan pada bulan April, yang terjadi sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap konsulat Republik Islam di Suriah, dan dapat juga melibatkan Hizbullah.
AS, Inggris, dan Prancis beserta beberapa negara regional bergabung dalam upaya, baik militer maupun intelijen, untuk menangkal operasi Iran pada bulan April yang terdiri atas sekitar 300 pesawat nirawak dan rudal yang diluncurkan ke Israel.
Menurut perkiraan saat itu, operasi intersepsi selama beberapa jam tersebut menghabiskan biaya lebih dari 1 miliar dollar.
Mengikuti jejak Iran, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Axios bahwa akan sangat sulit untuk meniru keberhasilan besar dalam mencegat pesawat tak berawak dan rudal Iran dan Israel mengetahuinya.
Menurut media tersebut, pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini khawatir akan semakin sulitnya membentuk koalisi yang sama untuk melindungi Israel, karena pembalasan Iran atas pembunuhan Haniyeh merupakan bagian dari perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang mengakibatkan semakin kuatnya perlawanan terhadap Israel di wilayah tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa komunitas intelijen mendeteksi tanda-tanda awal pada hari Rabu bahwa Iran tengah merencanakan tindakan balasan.
Dua pejabat lainnya memperkirakan bahwa Iran dan sekutunya akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk mempersiapkan serangan tersebut.
Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada Axios bahwa Pentagon dan US CENTCOM tengah melakukan persiapan serupa dengan yang dilakukan pada bulan April menjelang respons Iran kesepuluh.
Pejabat itu menambahkan bahwa aset militer AS di Teluk, Mediterania Timur, dan Laut Merah juga menjadi bagian dari persiapan tersebut.
"Kami memperkirakan akan ada beberapa hari yang sulit," kata pejabat itu.
Fase baru
Bersamaan dengan pembunuhan para pemimpin Perlawanan di Beirut dan Teheran, rezim Israel akhir bulan ini menargetkan pembangkit listrik sipil dan fasilitas minyak di Hodeidah, Yaman, yang mengakibatkan kerusakan material besar-besaran dan tewasnya enam pegawai negeri sipil.(*)