Joka mengatakan para korban sudah tertangani setelah mendapat bantuan dari warga sekitar dengan cara menanam dalam lumpur.
Beberapa korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam untuk mendapat penanganan medis. Adapula korban dibawa kembali oleh orang tuanya ke rumah untuk untuk diobati.
Ditanam dalam lumpur
Sebelumnya, usai terkena petir, sebelas korban langsung dilumpuri untuk penyelamatan. “Alhamdulillah korban selamat dan sebagian udah dievakuasi ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut,” terang Joka.
Seperti kebiasaan turun temurun masyarakat Kota Subulussalam, pascakejadian sambaran petir di Penanggalan, penduduk sekitar berjibaku memberikan pertolongan dengan cara tradisional.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan Mahasiswi Bireuen Ditangkap, Berupaya Kabur Hingga Ditembak, Ini BB Diamankan
Korban petir ini ditanam dalam kubangan lumpur dan dilumpuri hingga tersisa kepala dan wajah. Tak hanya itu, warga juga membaluri lumpur dengan es batu dengan tujuan agar semakin dingin.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Yah, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Sudah menjadi kebiasaan apabila ada orang yang terkena sambaran petir langsung ditanam dalam lumpur sebagai pertolongan pertama.
Biasanya, para korban baru diangkat dari kubangan lumpur setelah benar-benar menggigil. (*)