Ihan mengatakan, dengan menulis cerpen juga akan mengasah empati sosial dan kreativitas seseorang karena tak ada batasan imajinasi dalam menulis.
"Seorang penulis cerpen bisa bebas mengeksplorasi berbagai tema dan ide untuk dituangkan menjadi sebuah tulisan," kata jebolan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala ini.
Pelatihan tersebut diakhiri dengan memperkenalkan Prodi Kajian Sastra dan Budaya kepada siswa.
Para peserta juga diberi kesempatan untuk menulis cerpen yang akan dibukukan dalam projek antologi bersama.
Sebelumnya, ISBI Aceh melalui Prodi Kajian Sastra dan Budaya juga telah membuat program serupa.
Karya-karya siswa hasil pelatihan tersebut juga akan dibukukan dan akan diterbitkan dalam waktu dekat. (*)