Haba Unimal
Unimal Dorong Kemajuan Petani Tambak Pesisir Berbasis Teknologi IoT
“Dengan alat berbasis IoT, kualitas air tambak dapat dipantau dari jarak jauh, mulai dari suhu, kadar oksigen terlarut,
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: IKL
SERAMBINEWS.COM.COM, ACEH UTARA - Universitas Malikussaleh (Unimal), melalui sejumlah dosen melakukan gagasan mengembangkan kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) pengenalan sains dan teknologi Internet of Things (IoT) digital kepada warga.
Program ini diterapkan kepada sejumlah petani tambak, sejak 24 Juli sampai dengan 4 Agustus 2025, dipusatkan di Gampong Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
Ketua tim memimpin sesi sosialisasi aplikasi revolusioner, Nunsina mengatakan, yang menyulap manajemen tambak menjadi secepat sentuhan jari: mulai dari pencatatan data, pemasaran, hingga pembukuan, katanya.
Menurutnya, Nunsina menyatakan, pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan lompatan besar menuju era baru pengelolaan tambak berbasis teknologi membentuk dukungan terhadap sektor perikanan menjadi salah satu tulang punggung ekonomi masyarakat pesisir Aceh Utara.
“IoT adalah konsep menghubungkan benda fisik ke internet agar dapat mengumpulkan dan berbagi data secara otomatis, sehingga bisa dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh,” sebutnya.
Selain itu, Nunsina menyebutkan, teknologi IoT kini mampu memantau kondisi air secara real-time lewat ponsel sehingga petani tak harus bolak-balik ke tambak untuk mengecek kondisi air.
Baca juga: Mahasiswa Unimal Rehab Balai Pengajian di Desa KKN
“Dengan alat berbasis IoT, kualitas air tambak dapat dipantau dari jarak jauh, mulai dari suhu, kadar oksigen terlarut, hingga tingkat salinitas,” sebutnya.
“Teknologi ini, petambak bisa mengambil keputusan lebih cepat untuk menjaga kualitas air. Dampaknya, kematian udang atau ikan bisa ditekan, dan hasil panen menjadi lebih optimal,” ujarnya lagi.
Oleh karena itu, lanjut Nunsina, selain meningkatkan efisiensi kerja, penggunaan IoT juga membantu petambak menghemat biaya operasional dan meminimalkan risiko gagal panen.
“Data yang terkumpul dapat diakses kapan saja, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum masalah membesar,” pungkasnya.
Sementara itu, Eva Darnila, anggota tim menjelaskan, bahwa program ini sejalan dengan visi pengembangan ekonomi biru di Aceh, yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca juga: Unimal Buka Pendaftaran Magister Ilmu Komunikasi, Diskon Khusus untuk Fresh Graduate
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi tidak hanya milik industri besar. Petambak tradisional pun bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan pendapatan,” tegasnya.
Eva menilai, para petambak yang yang berada di Gampong Paloh Lada yang telah mencoba alat ini mengaku sangat terbantu dengan penggunaan teknologi untuk membantu kerja mereka di tambak, kata Eva.
Sedangkan, M.Harun selaku petani tambak mengungkapkan. ʺKami berharap teknologi ini dapat diperluas ke seluruh sentra tambak di Aceh Utara dan daerah pesisir lainnyaʺ, harapnya.
Dengan dukungan Dikti Saintek Berdampak, perguruan tinggi, mitra dan masyarakat sasaran, diharapkan hal ini menjadi tonggak baru bagi sektor perikanan Aceh menuju era digital yang lebih maju, produktif, dan berkelanjutan.
Adapun tim dosen Unimal yaitu, Nunsina dan Eva Darnila dari Program Studi Teknik Informatika, Munawwar Khalil dari Prodi Akuakultur dan dibantu sejumlah mahasiswa.
Serangkaian aktivitas, para dosen memadukan teori, praktik, dan aplikasi teknologi mutakhir, para petani tambak diperkenalkan alat ukur kualitas air dari suhu hingga kekeruhan dengan presisi nyaris sempurna.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.