Berita Abdya

Terkait Dugaan Penganiayaan Petugas BPBK, Pj Bupati Abdya Mengaku Menendang Sandal, Bukan Orangnya

Penulis: Taufik Zass
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Bupati Aceh Barat Daya, Ir Sunawardi MSi memberi keterangan kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (30/8/2024)

Pj Bupati Abdya, Sunawardi, mengaku tindakan tersebut dilakukan karena kesal saat dirinya melakukan Sidak, para petugas pemadam tidak dalam kondisi siaga. 

Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Penjabat atau Pj Bupati Aceh Barat Daya atau Abdya, Ir Sunawardi MSi membantah dirinya menganiaya Yusri (58), tenaga kontrak yang bertugas di bidang pemadaman kebakaran di BPBK Abdya saat melakukan Sidak di BPBK setempat, Kamis (30/8/2024). 

"Yang ditendang itu sandal, bukan kakinya, jadi apa sandalnya bisa divisum? 

Kalau bapak itu asam urat, masak saya yang disalahkan," kata Pj Bupati Abdya menanggapi kasus dugaan penganiayaan yang mulai viral di media masa tersebut kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (30/8/2024). 

Pj Bupati Abdya, Sunawardi, mengaku tindakan tersebut dilakukan karena kesal saat dirinya melakukan Sidak, para petugas pemadam tidak dalam kondisi siaga. 

Di antaranya mereka tidak memakai seragam sesuai dengan SOP yang berlaku di BPBK. 

"Penanggulangan bencana itu beda, mereka punya Pusdaops yang harus siaga 24 jam dan itu tidak ada. Apa yang kita harapkan dengan pegawai yang tidak disiplin, marah saya itu pun dalam posisi bisa saya kendalikan," paparnya. 

Yusri (58), tenaga kontrak yang bertugas di bidang pemadaman kebakaran di BPBK Abdya didampingi rekan kerjanya melaporkan kasus dugaan penganiayaan oleh Pj Bupati Abdya, Sunawardi ke Polres Abdya, Jumat (30/8/2024). (SERAMBINEWS.COM/TAUFIK ZASS    )

Baca juga: VIDEO Anies Baswedan Singgung Luka hingga Berencana Bentuk Partai Politik Baru

Aksi spontan itu, lanjutnya, dilakukan selain karena tidak disiplin alasan yang disampaikan oleh petugas tersebut juga tidak masuk akal, dimana petugas tersebut beralasan tidak pakai sepatu karena sudah robek. 

"Jadi yang saya marah itu tentang ketidak siagaan dia, sebab temponya singkat saat terjadinya kebakaran. Kalau terjadi kebakaran kapan dia pakai sepatu lagi, kan gak mungkin pakai sandal jepit saat penanganan," terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa sejak dia memangku jabatan sebagai Pj Bupati Abdya, ada tiga tugas yang harus dilaksanakan dengan baik. 

Pertama, menyukseskan Pilkada, kedua menjalankan roda pemerintahan dan menjaga keamanan dan ketertiban.

"Saya mantan Kalak BPBA, jadi saya tahu bagaimana SOP di BPBK itu. Kalau petugasnya tidak disiplin bagaimana mereka bisa maksimal dalam melakukan penanganan ketika terjadinya kebakaran. 

Makanya saya terapkan kedisiplinan kepada mereka," paparnya.

Baca juga: Hanya Ada Satu Pasangan, KIP Aceh Tamiang Tunggu Arahan Perpanjang Pendaftaran

Pada kesempatan itu, ia juga mengaku bahwa pegawai di BPBK belum disiplin, dimana saat dirinya melakukan sidak di instansi tersebut, Kalak BPBK dan Kabid-nya tidak ada di tempat. 

"Saya datang sudah hampir setengah sembilan, sedangkan jam kerja itu pukul 08.00 WIB. Anehnya lagi piket semestinya 8 orang yang hadir, malah cuma 6 orang," ungkapnya. 

Ia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut, sebab BPBK merupakan instansi yang membidangi penanggulangan bencana semestinya harus siaga 24 jam. 

Dengan demikian saat terjadinya kebakaran, mereka sudah benar - benar dalam kondisi siaga. 

"Kita di BPBK harus siaga, karena kerja kita ngak nunggu orang ketika terjadi kebakaran, namun kesiagaan dan tindakan," terangnya. 

Karenanya, lanjut Sunawardi, dirinya tidak main - main dalam tiga hal, pertama menyangkut kedisiplinan PNS, kebersihan dan jawaban yang tidak sesuai. 

Baca juga: KPU: Pengundian Nomor Urut Peserta Pilkada Dilakukan 23 September 2024

"Ada hal yang bisa memancing emosi kita, pertama kehadiran PNS, ruangan yang jorok dan jawaban tidak sesuai," terangnya.

Ia juga menerangkan bahwa apa yang dilakukannya itu bentuk kepeduliannya terhadap pelayanan di Kabupaten Aceh Barat Daya, bahkan ia juga sudah Perintahkan Satpol PP jika ada PNS yang keluyuran saat jam kerja untuk ditangkap.

"Banyak yang tidak suka, saya tahu itu. Namun ini saya lakukan untuk Abdya dan kebaikan bersama supaya PNS kita tidak terlena di zona nyaman," paparnya.

Karenanya, lanjut Pj Bupati, untuk langkah awal ini ia fokuskan sidak ke kantor - kantor dan sidak itu akan terus dilakukan selama dia masih Pj Bupati Abdya. 

"Saat saya sidak kemarin, dua ruang kabid enggak terbuka saat jam pelayanan, kalau saya arogan sudah saya tendang itu kemarin. Tapi kan tidak demikian, karena saya tahu batas - batasnya," ungkapnya.

Ditanyai menyangkut sikapnya ketika dipanggil pihak kepolisian terkait kasus dugaan penganiayaan tersebut, Sunawardi dirinya akan taat hukum. Namun demikian ia akan melaksanakannya sesuai mekanisme yang berlaku. 

"Jika dipanggilkan ada mekanismenya, di Pemda kan ada pengacara Pemda. Ngak langsung saya, nanti pengacara dulu yang akan datang," pungkasnya.

Baca juga: Kasus KDRT di Aceh Cenderung Meningkat, Korbannya Tak Pandang Status

Tendang Petugas Pemadam Kebakaran BPBK, Pj Bupati Abdya Dilapor ke Polisi

Sebelumnya, Serambinews.com memberitakan Penjabat atau Pj Bupati Abdya, Ir Sunawardi MSi, dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Abdya, Jumat (30/8/2024). 

Sunawardi yang belum sebulan menjabat Pj Bupati Abdya sejak dilantik, Minggu (11/8/2024) dilaporkan atas kasus dugaan penganiayaan terhadap Yusri (58), seorang tenaga kontrak bidang pemadaman kebakaran BPBK Abdya. 

Informasi diterima Serambinews.com, kasus dugaan penganiayaan terhadap Yusri, warga Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie itu terjadi pada Kamis (29/08/2024) sekira pukul 08.30 WIB. 

Sunawardi saat itu melakukan Inspeksi mendadak atau sidak di kantor BPBK setempat. 

"Begitu masuk, tanpa basa basi Pak Pj langsung menanyakan absen, melihat absen belum terisi beliau langsung memukul meja dan menendang kaki Bang Yusri yang saat itu pakai sendal," ungkap salah seorang personil BPBD yang saat kejadian berada di lokasi. 

Setelah kejadian itu, korban mengalami rasa perih di bagian engkel (pergelangan kaki) sebelah dan sempat naik darah tinggi serta rasa trauma.

"Cara-cara seperti itu tidak pantas ditunjukkan oleh seorang pemimpin, karena korban selain tenaga kontrak, juga sudah berumur," ungkapnya. 

Rekan seprofesi korban itu juga menjelaskan bahwa terkait kasus dugaan penganiayaan tersebut sudah dilakukan visum dan sudah dilaporkan ke SPKT Polres Abdya guna dilakukan proses hukum lebih lanjut.

"Kami berharap kasus ini benar - benar ditindak lanjuti supaya ke depan Pj Bupati ini tidak lagi bertindak semena - mena terhadap bawahannya," timbal petugas pemadaman yang lain.

Usai melaporkan kasus dugaan penganiayaan tersebut, Yusri kepada wartawan mengatakan langkah itu dilakukan agar ke depan Sunawardi selaku Pj Bupati Abdya tidak lagi bertindak arogan kepada bawahannya. 

"Saya sudah berumur dan tidak pantas diperlakukan demikian," ungkapnya dengan nada kecewa.

Terkait kasus dugaan penganiayaan tersebut, Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kebakaran BPBK Abdya, Nanda Hikmah Fajri ST, yang dikonfirmasi Serambinews.com terpisah, Jumat (30/08/2024) membenarkan informasi kejadian itu.

"Benar, kasus dugaan penganiayaan itu sudah dilaporkan ke Polres Abdya," jawabnya. 

Menurut Nanda, kasus dugaan penganiayaan itu dilaporkan atas keinginan korban dan rekan seprofesinya, sehingga dirinya selaku pimpinan di bidang tersebut harus membantu mereka dalam melakukan langkah dan upaya hukum.

"Kasus ini kami laporkan sesuai dengan keinginan korban dan rekan - rekan di Bidang Pemadaman Kebakaran di BPBK Abdya. 

Mereka kecewa dengan sikap arogansi Pj Bupati ini karena korban sudah berumur dan masih berstatus tenaga kontrak," kata Nanda Hikmah Fajri.

Menurutnya, tindakan itu tidak bisa ditolerir oleh petugas pemadam kebakaran karena tidak sepantasnya seorang pemimpin daerah bersikap arogan kepada bawahannya. 

Sebab, semestinya jika bawahan salah, maka ada cara - cara yang lebih beretika dan bermartabat dalam menyelesaikannya.

"Menurut keterangan kawan-kawan, emosi Pj itu naik karena absen belum diteken. Mereka terlambat meneken absen karena mereka mengecek kondisi mobil dan memanaskan mobil dulu. Kalau absen kan biasa belakangan," terangnya.

Nanda mengaku, pasca kejadian itu para petugas pemadam kebakaran hendak melakukan mogok kerja dan ingin menyerahkan mobil pemadam kepada BPBK. 

"Malahan mereka mau mogok kerja dan menyerahkan mobil ke kami. Kalau saya tidak merespon apa artinya saya jadi Kabid," pungkasnya.

Terkait dengan kasus dugaan penganiyaan tersebut, Pj Bupati Aceh Barat Daya, Ir Sunawardi M.Si yang coba dikonfirmasi wartawan di Pendopo Bupati setempat terkesan tidak menggubris permintaan wartawan. 

Malah melalui ajudannya, ia mengarahkan wartawan untuk ke Kantor Bupati tanpa menentukan waktu yang jelas. Sebab hingga beberapa menit ditunggu, alasannya Pj Bupati juga masih makan. (*) 

 

 

Berita Terkini