Kajian islam

Bingung Kapan Khitan Anak Laki-laki? Buya Yahya dan Dokter Boyke Sepaham Soal Waktu Ideal

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendakwah Buya Yahya dan seksolog dr Boyke memberikan pandangan yang sama terkait kapan waktu yang tepat khitan untuk anak laki-laki. Bingung Kapan Khitan Anak Laki-laki? Buya Yahya dan Dokter Boyke Sepaham Soal Waktu Ideal.

SERAMBINEWS.COM - Banyak dari kita yang mungkin masih bertanya-tanya tentang kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk khitan atau sunat pada anak laki-laki. 

Terkait waktu yang tepat untuk khitan pada anak laki-laki, pendakwah Buya Yahya memberikan penjelasan dari perspektif agama Islam.

Sebelum mengetahui kapan waktu yang tepat untuk khitan pada anak laki-laki, alangkah baiknya untuk mengetahui apa defenisi dari khitan itu sendiri. 

Ya, sunat atau khitan adalah operasi kecil atau operasi minor untuk memperbaiki organ laki-laki atau dan untuk menjaga kebersihan.

Dalam Islam, khitan pada anak laki-laki adalah wajib hukumnya.

Di samping mengikuti aturan agama dan menjaga kebersihan dari sisi medis, khitan ternyata memiliki banyak manfaat.

Baca juga: Ungkap Kiat Menjadi Wanita Shalihah, Buya Yahya: Sederhana

"Hukum khitan menurut mazhab kita adalah wajib bagi laki-laki dan perempuan sekalipun perempuan ada pendapat lain yang mengatakan sunnah bagi perempuan," kata Buya Yahya dilansir dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Kamis (19/9/2024).

Lanjut Buya, khitan pada anak perempuan berbeda dengan laki-laki. 

Pada perempuan, khitan dilakukan dengan sangat sederhana yakni hanya digores saja pada bagian tertentu bukan diambil bagian atau kulup seperti pada laki-laki. 

Pada intinya, khitan pada laki-laki dan perempuan tujuannya adalah menjaga kebersihan. Apabila buang air kecil menjadi lebih bersih dan dapat dibersihkan.

"Tujuannya adalah agar disaat buang air kecil nanti pada akhirnya menjadi bersih, kalau ternyata biarpun belum kebuka semua kulupnya tapi kalau buang air itu bisa dibersihkan itu sudah nggak perlu lagi," sambungnya. 

Lantas berapa usia anak paling ideal untuk dikhitan?

Baca juga: Teringat Dosa Hingga Menangis Sesenggukan Saat Shalat, Bagaimana Hukumnya? Begini Kata Buya Yahya

Buya Yahya memberikan pendangannya soal khitan pada anak. 

Menurut Buya, khitan yang paling baik, paling enak dan paling mudah dilakukan adalah saat anak masih kecil.

Khitan bisa dimulai saat usia anak memasuki tujuh hari hingga satu bulan. 

Usia tersebut dipilih karena memberikan banyak kemudahan, selain anak belum aktif bergerak juga luka-luka saat khitan cepat mengering.

Buya juga mengkhitan anak-anaknya pada saat bayi. 

"Anak kami khitankan di masa kecil, jadi ini memang belum menjadi budaya di tempat kita sebetulnya, ini adalah bagus dan lebih bersih, jadi di saat itu anak kita sudah bersih tidak menyimpan apapun di dalamnya, jadi di masa kecil lebih enak," tambah Buya. 

Baca juga: Maulid Nabi Muhammad SAW, Begini Empat Cara Menumbuhkan Cinta untuk Rasulullah SAW ala Buya Yahya

Khitan saat bayi selain lebih mudah, kelak ketika anak dewasa, dia sudah lebih bersih dan tidak menyimpan apapun saat buang air kecil.

"Setahun jangankan 4 tahun, anak usia 6 bulan aja sudah bergerak, agak susah dan nggak bisa dipaksa, khitan nggak bisa dipaksa, makanya kalau sudah umur 7/8 tahun kan dengan sukarela sehingga nyerahkan diri," pungkas Buya Yahya. 

Perspektif Medis

Hal yang sama juga disampaikan oleh seksolog dr Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS. Ia menuturkan, khitan sebaiknya dilakukan pada anak masih bayi.

Menurut dr Boyke, khitan atau sunat merupakan suatu tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup bagian depan kelamin. 

Sunat atau khitan dalam perspektif medis merupakan suatu operasi kecil atau operasi minor untuk memperbaiki organ laki-laki atau untuk menjaga kebersihan laki-laki. Selain mengikuti aturan agama, namun yang paling penting dari sunat sebenarnya adalah untuk menjaga kebersihan.

"Khitan itu dilakukan secara medis dengan mengambil kulup daripada kepala penis," kata dr Boyke. 

Ilustrasi Sunat dan Ilustrasi Khitan (Istimewa)

Alasan Anak Laki-laki Perlu Disunat 

Lebih lanjut, dr Boyke kemudian mengungkap dua alasan mengapa anak laki-laki harus disunat dalam perspektif medis.

Pertama, sunat merupakan sebuah anjuran dalam agama Islam yang harus dilakukan oleh umat Muslim pria.

"Pertama tentunya karena alasan agama dan budaya, contohnya sunat menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Muslim pria," kata dr Boyke.

Kedua, dalam perspektif medis, sunat dilakukan untuk mencegah berbagai macam penyakit yang dapat menyerang alat kelamin. 

Sunat Lebih Dianjurkan saat Bayi

Memang tak dipungkiri saat ini masih banyak orang tua yang masih ragu untuk menyunatkan anaknya ketika masih bayi.

Tapi sebenarnya tidak ada patokan kapan usia anak sebaiknya disunat, yang penting sebelum akil baligh. 

Namun di samping itu semua, sunat lebih dianjurkan saat bayi.

Menurut dr Boyke, dari sisi medis sunat lebih baik dilakukan lebih awal, artinya sunat dianjurkan saat anak masih bayi.

Hal ini dilakukan karena proses penyembuhan luka lebih cepat sembuh karena regenerasi kulit bayi lebih cepat, luka setelah disunat akan lebih cepat sembuh. 

Tak hanya itu, Bayi juga tidak bisa memegang luka sehingga jahitan pun aman.

"Dari sisi medis sunat lebih baik kalau dilakukan lebih awal karena proses penyembuhan luka akan lebih cepat dan leib cepat pulih, tidak menimbulkan trauma dan anak bayi belum terlalu aktif bergerak sehingga orang  tua akan lebih mudah atau nyaman dalam menjalani proses perawatan atau penyembuhan," sambung dr Boyke.

Manfaat Sunat untuk Kesehatan

Dalam kesempatan yang sama, dokter kelahiran Bandung 4 Desember 1956 ini juga mengungkap beberapa manfaat sunat untuk kesehatan, berikut diantaranya: 

1. Mencegah masalah-masalah 

Manfaat pertama, sunat dapat mencegah masalah-masalah pada penis.

Pada beberapa kasus diantaranya, kulup pada penis yang tidak disunat dapat menempel kuat pada penis dan menyebabkan fimosis.

Hal ini kemudian dapat menyebabkan peradangan pada kulup atau kepala penis.

2. Mengurangi risiko infeksi

Kedua, sunat dapat mengurangi risiko infeksi pada penis.

Diungkap dr Boyke bahwa menurut penelitian, bayi-bayi yang tidak disunat berisiko lebih tinggi menderita infeksi saluran kemih dibanding bayi-bayi yang disunat.

Salah satu alasannya pastinya adalah karena penis yang disunat lebih mudah dijaga kebersihannya.

3. Mengurangi risiko kanker

Ketiga, mengurangi risiko kanker penis. 

Kanker penis merupakan sejenis kanker yang jarang terjadi tetapi dengan dikhitan atau disunat maka kemungkinan kanker penis jauh lebih menurun risikonya.

Khitan atau sunat merupakan salah satu upaya yang bisa anda lakukan untuk menjauhkan si kecil dari resiko kanker penis.

Selain dipercaya efektif mencegah anak dari bahaya kanker penis, sunat juga dapat menurunkan resiko kanker prostat ketika ia dewasa.

4. Menurunkan resiko penyakit seksual menular

Manfaat sunat selanjutnya adalah dapat menurunkan resiko penyakit menular seksual (PMS).

Selain untuk menyehatkan organ reproduksinya, sunat juga memberikan manfaat jangka panjang bagi si buah hati.

Dan bunda harus ingat, setelah ia dewasa sunat juga dikatakan dapat mengurangi resiko terkena penyakit seksual menular. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini