Cahaya Aceh

CRU DAS Peusangan, Bermain Arung Jeram hingga Mandi Bersama Gajah di Little Afrika-nya Aceh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung bermain air dengan gajah di CRU DAS Peusangan, Bireuen.

Susahnya sinyal telepon yang sebenarnya menjadi camping di CRU Peusangan semakin menarik. Pengunjung bisa benar-benar lepas dari dunia luar, untuk sejenak merasakan pelukan alam.

“Berkunjung ke CRU DAS Peusangan menjadi pengalaman yang sangat berharga, karena bukan hanya melihat, tapi bisa bermain langsung dengan gajah-gajah di sini,” ujar Salwa Nisrina, gadis asal Lhokseumawe saat berkunjung pada akhir September lalu.

Ya, para pengunjung bisa ikut langsung memandikan gajah, berfoto, hingga naik ke atas gajah.

Di CRU ini, terdapat tiga gajah betina jinak, Mega, Septi dan Oxin. Kalau lagi mandi, gajah-gajah ini suka memamerkan kebolehannya di depan pengunjung, seperti menyemprotkan air.

Usai puas bermain dengan gajah, pengunjung bisa menutup petualangan dengan arung jeram di Krueng Peusangan, tempat para gajah-gajah mandi.

Sungai atau Krueng Peusangan ini berhulu di Danau Lut Tawar dan bermuara di Selat Melaka. Toprografi sungai yang lebar, deras, dan dipenuhi bebatuan menawarkan uji adrenalin level tinggi.

Sepanjang mata mamandang, kiri dan kananya hanya hutan. Dari atas perahu karet, pengunjung akan merasakan derasnya arus dan hentakan saat boat harus bertabrakan dengan bebatuan.

Ada saatnya harus landai, ada saatnya harus mengajuh supaya bisa melewati jeram-jeram yang sudah menjadi rutenya.

Jika lelah, pengunjung bisa meminta sekiper untuk menepi dan beristrihat. Apabila membawa bekal, memilih makan di pinggir sungai dan tengah hutan juga cukup asyik.

"CRU Peusangan ini dijuluki juga sebagai 'Little Africa', ini pengalaman pertama Salwa berkunjung ke sini dan kita di sini bisa rafting. Di sini digabungkan antara wisata alam dengan sport tourism," jelas Salwa.

Ada tiga pilihan jarak untuk arung jeram, adanya yang 6 km, hingga belasan kilometer. Jadi sesuaikan saja dengan kemampuan fisik ya.

Perwakilan dari CRU Peusangan, Riki mengatakan, jika beruntung, para peserta arung jeram bisa bertemu gerombolan gajah liar di tepi sungai. Karena arung jeram itu memang jalur lintasan gajah.

Dikatakan, di kawasan itu ada beberapa kelompok gajah yang dipimpin oleh gajah jantan. "Kalau gajah liar ada beberapa kawanan, dan satu kawanan itu sekitar 20-30 gajah," jelas Riki.

Ia mengajak wisatawan yang ingin mengetahui tentang gajah untuk mengunjungi CRU Peusangan. Di sana juga ada wisata arung jeram atau rafting yang dapat dinikmati wisatawan.(serambinews.com/muhammad nasir)

Berita Terkini