Kapal-kapal pedagang yang hendak sandar masih menggunakan tanda alam. Tanda alam itu ada di Kayu Menang, berupa pohon besar menjulang tinggi diantara tumbuhan lain.
Lantaran pohon itu, tinggi dan besarnya ungguli pohon lain maka dinamakan kayu menang. Ketika ada pemukiman penduduk, jadilah daerah itu dinamakan Kayu Menang.
Kembali ke pantai Teluk Bayu. Pengaruh adem bukan hanya dari semilir angin.
Melainkan hamparan rumput hijau tumbuh subur di sisi pantai.
Rumput hijau itu, bagai permadani yang dipercantik deretan pohon cemara.
Keberadaan pohon cemara di pantai Teluk Bayu, tak biasa. Bentuknya besar menjulang tinggi.
Menandakan pohon cemara sudah tumbuh puluhan tahun.
Pengunjung pantia Teluk Bayu, datang setiap hari. Ramainya akhir pekan dan puncaknya musim libur lebaran idul fitri.
Di pantai, wisatawan bisa menikmati kuliner yang dijajakan pedagang.
Swafoto, main ayunan serta paling asik makan bersama keluarga besar sambil menikmati keindahan alam.
Makan bersama bisa dilakukan di pondok wisata. Bisa juga menggelar tikar di bawah rimbun pohon cemara.
Pilihan lain adalah mandi air laut. Bukan hanya dewasa yang bisa mandi air laut, anak-anak juga cukup aman sebab pantainya landai.
"Kami datang bersama keluarga besar, karena pantainya luas dan sejuk," kata Rahma pengunjung pantia Teluk Bayu.
Saat langit cerah, pengunjung pantai Teluk Bayu, disuguhi pemandangan deretan gugusan Kepulauan Banyak.
Kepulauan Banyak, jaraknya lebih dekat dengan Kayu Menang, dibanding dari Singkil.