Sebaliknya, dr Zaidul Akbar tidak menganjurkan konsumsi minuman manis yang mengandung gula berlebih.
Sekarang ini ada banyak jenis minuman manis aneka rasa yang dijual bebas di pasaran.
Minuman manis ini menjadi favorit banyak orang.
Beberapa contoh minuman manis dewasa ini seperti milktea, bubble tea, teh manis, boba dan tea matcha dan variasi minuman lainnya.
Di antara jenis minuman kekinian tersebut, minuman manis kemasan menjadi favorit banyak orang.
Namun ternyata, minuman manis ini memberi dampak kurang baik buat kesehatan, terutama wanita.
Menurut dr Zaidul Akbar, mengonsumsi minuman manis yang mengandung gula pasir berlebih bisa membuat efek ketagihan hingga memberikan kebahagiaan palsu bagi seseorang.
"Jadi saya membayangkan dengan masifnya kedai maaf, minuman milenial di mana-mana kalau Anda lihat minuman tadi, banyak gulanya seberapa dalam satu cup itu, hapir seperempat lo kadang-kadang gula pasir cairnya,” jelas dr Zaidul Akbar dilansir dari Youtubenya dikutip Serambinews.com.
Jika anda sering mengonsumsi minuman manis, artinya ada banyak gula yang masuk ke dalam tubuh.
Jika tubuh kelebihan gula, maka terjadilah dopamin spike atau lonjakan dopamine.
"Banjir gula dalam tubuh yang lama-lama dopamin spike namanya," lanjut dr Zaidul Akbar.
Perlu diketahui kalau dopamin spike adalah sebuah kondisi ketika seseorang, merasa bahagia karena suatu hal. Dalam hal ini adalah minuman.
"Dopamin itu kan hormon yang bikin bahagia, jadi tiba-tiba dopamin meningkat ya bikin bahagia," jelasnya.
Lebih lanjut, disebutkan oleh dr Zaidul Akbar tentu saja jika kelebihan dopamine itu berbahaya bagi kesehatan.
Pasalnya, kalau efeknya turun maka tubuh akan meminta lebih banyak lagi sehingga timbullah kecanduan terhadap minuman manis.