SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Bireuen dikenal dengan beragam kuliner khas, salah satunya adalah Rujak Andi Cot Buket yang telah menjadi ikon sejak 1989.
Diberi nama rujak Andi Cot Buket, karena lokasinya di Desa Cot Buket sejak lama dikenal dan sudah beberapa pindah tempat namun tetap dalam kawasan Desa Cot Buket.
Terakhir 10 hari lalu pindah ke tempat baru yang lebih nyaman, areal parkir luas dan juga berada di pinggir jalan nasional berjarak sekitar 50 meter sebelah timur Mapolres Bireuen.
“Sudah 10 hari pindah ke tempat ini dan agak luas, parkir juga luas,” ujar Andi yang sedang mengaduk bumbu rujak ditemani beberapa orang lainnya membantu meracik dan menyajikan rujak kepada Serambinews.com, Rabu (23/10/2023).
Berbagai jenis buah-buahan berada di depannya, sementara di ruangan tengah beberapa orang sedang mencincang mangga, nenas dan lainnya.
Dulunya berjualan di sebelah timur lokasi sekarang dan juga ramai. Lokasi baru ditempati mereka masih status sewa, areal parkir luas, warung rujak juga lebih nyaman.
Kursi dari bambu berderet mengelilingi warung rujak. Di ruangan tengah terlihat berbagai jenis buah-buahan dan juga drum berisi manisan.
Aneka buah yang diracik menjadi rujak tentu baik juga untuk kesehatan.
Rujak dikemas dengan berbagai variasi rasa, terutama pedas, manis, dan kombinasi dari keduanya.
Aneka buah yang diracik menjadi rujak tentu baik juga untuk kesehatan.
Rujak dikemas dengan berbagai variasi rasa, terutama pedas, manis, dan kombinasi dari keduanya.
Aneka buah yang dipotong-- potong atau dicincang, ada rujak halus dan kasar tergantung permintaan.
Dulunya, rujak tersebut diracik Mawardi selaku pemilik warung, sekarang Mawardi sudah almarhum dan dilanjutkan keluarga lainnya, salah satunya Andi (40) yang awalnya hanya merupakan karyawan di warung rujak tersebut.
Warung rujak tersebut telah ada sejak 1989 lalu dan hingga saat ini masih bertahan dan tetap ramai di sore hari.
Memenuhi kebutuhan rujak, Andi dan rekannya setiap pagi mencari buah-buahan di Matang Geulumpang Dua, mereka mencari berbagai jenis buah-buahan segar.
Saat ini kata Andi dalam menjalankan usahanya melihatkan lima pekerja lainnya yang masih bertalian keluarga.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, ada dua jenis rujak yang dijual yaitu rujak kasar dari aneka buah yang dipotong-potong alami dalam ukuran 1-2 cm dan rujak cincang lebih halus lagi.
Buah yang biasa digunakan untuk rujak mulai dari mangga, jambu air, pepaya mengkal, bengkuang, timun, nanas dan lainnya.
Buah-buah-buahan diaduk duluan kemudian baru dicampur dengan bumbu rujak yang diracik sendiri.
Bumbu rujak utamanya manisan air nira, kacang tanah dan lainnya. Rujak yang disajikan juga disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Ada yang pedas, sedang, dan ada juga yang memesan bumbu rujak.
Amatan Serambinews.com, Andi dengan cekatan mengaduk bumbu rujak, sedangkan rekan lainnya ikut membantu mencincang buah-buahan dan menyajikan rujak kepada pelanggannya.
Harga satu porsi rujak hanya Rp 10.000/piring kecil, bumbu saja juga dijual harganya sesuai permintaan.
Ada yang sudah dibungkus harganya Rp 10.000/bungkus dalam plastik.
Sejumlah pelanggan berdatangan dan langsung memesan apakah rujak halus atau kasar, seorang pekerja lainnya dengan telaten membantunya.
Selain itu warung rujak juga menerima pesanan warga bila ada acara pesta atau kenduri, ada yang pesan bumbu saja, maupun lengkap dengan rujaknya.
Andi kepada Serambinews.com mengatakan, setiap hari dikunjungi puluhan orang dan paling ramai pada Sabtu dan Minggu.
“Setiap hari ada sekitar 10 kilogram manisan habis, kadang-kadang kurang sedikit,” ujarnya.
Muhibuddin, salah seorang warga Peusangan mengatakan, rujak Andi Cot Buket sudah lama hadir dan hingga sekarang. (*)
CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS