Kemudian, 20 tahun menuju Indonesia Emas 2045, BEI telah menyiapkan 32 rencana kerja (RK) pada tahun 2025.
Rencana Kerja itu ditujukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan pelindungan investor, menyediakan layanan data yang sesuai kebutuhan pelanggan, hingga menyempurnakan teknologi.
Terkait penyempurnaan teknologi, BEI tengah melaksanakan pembaruan sistem perdagangan dan sistem terdampak yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk mengakomodasi pengembangan pasar modal secara berkesinambungan.
Untuk Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), akan dilakukan peningkatan kapasitas pada sistem perdagangan Jakarta Automated Trading System (JATS) Multi Matching Engine (MME).
Kapasitas perdagangan pada JATS MME akan ditingkatkan, dari 7,5 juta perdagangan menjadi 30 juta perdagangan, dengan jumlah order per hari akan meningkat, dari sebelumnya 15 juta order per hari menjadi 120 juta order per hari.
Akan dilakukan juga peningkatan throughput dari sebelumnya 15 ribu order per second menjadi 50 ribu order per second, dengan 100 ribu order per second pada 60 detik pertama.
Tidak hanya itu, akan ada pula peningkatan implementasi perangkat core network (jaringan inti), dengan teknologi low latency (latensi rendah) yaitu mengurangi latensi, dari 100 microsecond menjadi kurang dari 5 microsecond, untuk mendukung penerimaan dan pemrosesan order yang lebih cepat.
Sebagai upaya pembaruan sistem tersebut, BEI akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures (capex) senilai Rp275 miliar pada tahun depan 2025.
Seiring dengan itu, perusahaan swasta ataupun badan usaha milik negara (BUMN) juga akan terus didorong untuk melangsungkan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia pada tahun depan.
Tercatat, banyak perusahaan swasta ataupun BUMN yang telah berkontribusi meningkatkan kapitalisasi pasar (market cap), khususnya anggota indeks LQ45.
Kontribusi perusahaan BUMN bagi pasar modal Indonesia pun cukup signifikan saat ini, tercatat sebanyak lima perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN masuk jajaran indeks LQ45. Roadmap menuju Indonesia Emas 2045
Kapitalisasi pasar modal Indonesia ditargetkan mencapai senilai Rp15.000 triliun atau 70 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2027 mendatang, sesuai Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023--2027.
Per 19 September 2024, kapitalisasi pasar modal Indonesia telah mencatatkan rekor tertinggi baru yaitu di angka Rp13.475 triliun sehingga bukan hal yang mustahil dalam 2 tahun ke depan kapitalisasi pasar akan mencapai level yang ditargetkan.
Pasar Modal Indonesia membidik jumlah perusahaan tercatat yang meliputi saham maupun Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) mencapai 1.100 perusahaan pada tahun 2027.
Rata-rata nilai transaksi harian ditargetkan mencapai Rp25 triliun pada tahun 2027, dan jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 20 juta single investor identification (SID) pada tahun 2027.