4. Korporasi mengutamakan komersial semata sehingga kurang memperhatikan kondisi ekonomi daerah
5. Investasi di sektor primer belum optimal
Baca juga: VIDEO Ismail Rasyid Beri Sambutan Dalam Pertemuan Globalink Network 2024 Annual Meeting di Bali
6. Kurangnya konsistensi penerapan dan penegakan regulasi bidang terkait
7. Ketidakpastian hukum dalam rantai produksi bidang terkait
8. Minimnya infrastruktur/konektivitas seperti; pelabuhan, terminal, bandara, dan sarana angkutan (khususnya mobilitas barang maupun orang) sehingga menyebabkan biaya logistik relatif tinggi
9. Sangat tergantung kepada dana otsus
10. Implementasi UUPA yang tidak pasti/tidak konsisten
11. Desentralisasi yang sering menyebabkan konflik of interest antara pusat dan daerah
Solusi
Pada bagian akhir, Ismail Rasyid menawarkan beberapa opsi dan solusi untuk menyelesaikan tantangan tersebut, antara lain:
1. Peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan di seluruh sektor, baik pendidikan umum maupun pendidikan pesantren (modernisasi)
2. Perbanyak pendidikan vokasi/praktis untuk meningkatkan skill baik di lembaga pemerintah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, kemudian badan-badan dunia (lokal, nasional, dan internasional)
3. Terjalinnya kerja sama yang baik dengan konsep Penta Helix
Baca juga: Ismail Rasyid Raih Gelar Master di Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Lulus Cum Laude
4. Kolaborasi Penta Helix harus secara continue melakukan research dan development agar menghasilkan inovasi, teknologi, efisiensi pada semua sektor untuk meningkatkan daya saing global
5. Mencari mitra dan melakukan kerja sama untuk menghasilkan sumber-sumber pembiayaan dalam rangka untuk investasi di beberapa sektor prioritas (tidak hanya tergantung dana Otonomi Khusus/Otsus)
6. Pemerintah daerah harus menjadi katalisator dalam pengelolaan sumber daya yang sustainability dan ramah lingkungan