Pilkada Langsa 2024

Jelang Pencoblosan, Isu Jual Beli Suara Mencuat di Langsa, 1 Suara Dihargai Rp100 Ribu-Rp250 Ribu 

Penulis: Zubir
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi money politics

Fenomena ini tidak hanya mencoreng nilai demokrasi yang patut dijunjung tinggi di Pilkada ini, tapi juga mengancam masa depan Kota Langsa. 

Dikatakan Toke Seum, pemimpin yang lahir dari politik uang hanya akan mengembalikan modal, bukan membangun dan memberikan kesejahteraan rakyat. 

Dirinya yakin, pembangunan kota ke depan ini akan mandek, jika di Pilkada ini akah lahir pemimpin yang terpilih karena menyuap atau membeli suara dengan uang.

"Biarkan masyarakat memilih dengan hati nuraninya, jangan rusak mental mereka dengan suap uang," sebut Toke.

Ia tidak menyoalkan siapapun yang terpilih nanti sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Langsa, asalkan pemimpin yang dipilih yang bukan pelaku money politic.  

"Ayo tunjukan dirimu sebagai petarung politik yang mampu mengambil hati nurani rakyat, bukan mengimingi mereka dengan uang," paparnya. 

Sebagai upaya membela demokrasi dan menghalangi praktik money politik, Toke Seum kembali menegaskan akan memberikan reward hadiah kepada yang mampu mengungkap praktik kotor itu.

“Siapa pun yang dapat mengungkapkan praktik money politic dengan bukti kuat, saya akan beri hadiah Rp10 juta per kasus," katanya. 

Bahkan pelapor juga akan mendapat perlindungan hukum dari 4 pengacara yang telah ia siapkan. 

"Ini bukan sekadar wacana, tapi langkah nyata melawan penghancuran demokrasi,” terangnya.

Toke Seum mendorong masyarakat untuk berani melapor dan tidak takut menghadapi ancaman dari oknum timses paslon manapun.(*)

Berita Terkini