Haba Dinkes Aceh

Ini Sederet Program dalam Upaya Penurunan Angka Stunting di Gayo Lues, Gencarkan PHBS

Penulis: Rasidan
Editor: Firdha Ustin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiskes Gayo Lues, Raidus Salihin SKM MKM.

SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJEREN - Persoalan stunting masih menjadi episode panjang masalah kesehatan balita di Indonesia, termasuk di Aceh khususnya Kabupaten Gayo Lues.

Dikutip dari laman Kemenkes, stunting merupakan merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

Stunting berdampak pada kondisi fisik yang ditandai dengan pertumbuhan panjang tubuh terlambat dan tidak sesuai standarnya, berdampak pada kemampuan kognitif sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Percepatan penurunan angka stunting kini menjadi program prioritas nasional di bidang kesehatan.

Provinsi Aceh, khususnya Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melalui Dinas Kesehatan setempat terus melakukan upaya penurunan angka stunting.

Bahkan untuk menekan angka stunting di Kabupaten Gayo Lues, Dinas Kesehatan melakukan pelatihan peningkatan kompetensi dan SDM terhadap petugas kesehatan itu.

Baca juga: Target Percepatan Perbaikan Gizi Cegah Stunting, Dinkes Pidie Tingkatkan Kapasitas Kader & Alat Ukur

Selain itu, petugas tim percepatan penurunan stunting (TPPS) menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, kemudian pola asuh orang tua terhadap anak dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut.

Angka Stunting Turun 16 Persen

Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Gayo Lues, Sartika Mayasari mengatakan, sepanjang tahun 2024 hingga perdata November, penderita stunting di Gayo Lues mengalami penurunan sebanyak 16 persen.

Ia mengatakan, tentu hal itu merupakan salah satu kerja keras dari semua tim TPPS dan stakeholder lainnya.

"Jumlah angka stunting di Kabupaten Gayo Lues mencapai 201 balita atau mengalami penurunan 16 persen dari total balita di Kabupaten itu dibandingkan dengan jumlah angka stunting sepanjang tahun 2023 lalu sempat mencapai 240 orang," katanya kepada Serambinews.com, Rabu (11/12/2024).

Meski demikian, TPPS menemukan fakta di lapangan, beberapa faktor yang masih menjadi tantangan dalam menurunkan angka stunting di Gayo Lues saat ini adalah banyaknya pernikahan dini, kemudian pola asuh anak dan kepedulian terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari orang tua.

Selain itu masih banyak ibu-ibu hamil yang terkesan tidak peduli terhadap kehamilannya dan kurang rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya.

Baca juga: Pernikahan Dini Penyumbang Terbesar, SEDERET Upaya Program Dinkes Aceh Tenggara Tekan Angka Stunting

Tantangan tersebut tidak menjadi hambatan, TPPS terus melakukan pencegahan melalui kegiatan posyandu yang selama ini telah berjalan di masing-masing desa di Gayo Lues.

Upaya Dinkes Tekan Angka Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gayo Lues, Riadus Salihin SKM, MKM didampingi Kabid Kesmas Dr Junaidi, kepada Serambinews.com mengatakan,  penyebab utama stunting diantaranya disebabkan karena pola makan yang kurang bergizi, kemudian terjadi infeksi berulang seperti diare dan akses kesehatan yang terbatas.

Kini upaya pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Gayo Lues dalam upaya menekan angka stunting yaitu dengan menggalakkan peningkatan kompetensi dan kapasitas atau SDM petugas kesehatan dan kader posyandu. 

Upaya tersebut diharapkan mampu memberikan edukasi dan pemantauan kesehatan anak secara efektif melalui kegiatan posyandu.

Lanjutnya, bahkan untuk memastikan pelaksanaan posyandu berjalan maksimal, Dinas Kesehatan menggencarkan pelatihan dan peningkatan kapasitas itu terhadap petugas gizi, bidan desa dan kader posyandu terkait lainnya.

Hal itu dilakukan secara pengukuran, penimbangan hingga pemberian makanan tambahan yang sehat.

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan pada Calon Pengantin agar Bebas Stunting

"Kini petugas juga dibekali kemampuan menggunakan aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, sehingga data stunting dapat dimonitor dengan akurat," ujarnya.

Meskipun selama ini ada kendala di lapangan yang dihadapi sejumlah petugas dan kader kesehatan, namun dalam hal ini Dinas Kesehatan Gayo Lues tidak tinggal diam.

Pihaknya terus menggalakkan sosialisasi kesehatan, pengkaderan posyandu hingga pemberian makanan tambahan melalui layanan di puskesmas dan posyandu yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali di desa-desa tersebut.

Upaya yang dilakukan itu bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku dan pola hidup sehat serta bersih, guna mencegah dan menekan angka stunting sejak dini.

Bahkan dalam hal untuk menekan angka stunting, selain diperlukan pentingnya kesadaran masyarakat juga kerjasama lintas sektor dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan.

Sehingga lahirnya dan tercipta generasi yang sehat dan bebas dari ancaman stunting.

"Para orang tua harus selalu memperhatikan pertumbuhan anak secara rutin, selain itu harus menerapkan budaya berperilaku hidup bersih dan sehat," sebutnya.

Sementara itu melalui TPPS Gayo Lues, adapun upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting pihaknya terus meningkatkan SDM dan kompetensi para petugas kesehatan maupun kader posyandu.

Salah satu tantangan di lapangan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gayo Lues yakni sejumlah orang tua di Kecamatan masih enggan dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menekan angka stunting.

Upaya Pencegahan

Dinas Kesehatan bersama petugas TPPS Gayo Lues terus melakukan upaya pencegahan stunting melalui program berikut :

  1. Menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
  2. Melakukan pemberian vitamin tablet tambah darah untuk remaja putri.
  3. Pembinaan dan pembagian TMT ibu hamil yang memiliki resiko tinggi
  4. Menerapkan kewajiban para ibu rutin memeriksakan perkembangan anak ke dokter atau puskesmas untuk memastikan pertumbuhan dan status gizi anak.
  5. Wajib melengkapi imunisasi dan tambahan sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk menjaga daya tahan tubuh sianak.
  6. Memberikan stimulasi sesuai usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik, selain menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, agar anak terhindar dari penyakit. Bahkan harus segera membawa bayi kerumah sakit atau dokter, jika mereka menunjukkan gejala atau tanda-tanda sakit.

Pencegahan Stunting Pada Anak

Jumlah penderita stunting di Indonesia khususnya di Gayo Lues terus menurun.

Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya?

Simak selengkapnya berikut ini dikutip dari laman Kemkes:

1.Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.

Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.

Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.

Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI.

Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.

WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan.

Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.

Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.

Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.

Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut.

Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia. (*)

Berita Terkini