Konflik Palestina vs Israel

Iran Mengutuk Keras Pengakuan Kurang Ajar Israel atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ismail Haniyeh -- Iran mengutuk keras pengakuan kurang ajar Israel atas pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli 2024 lalu.

Israel juga melancarkan serangan pembunuhan yang ditargetkan terhadap Beirut pada bulan September yang mengakibatkan terbunuhnya kepala Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.

Katz mengancam bahwa rezim akan melakukan kekejaman yang telah disebutkannya di ibu kota Yaman, Sana'a, dan kota pelabuhan barat al-Hudaydah.

Katz mengeluarkan peringatan keras kepada Gerakan Perlawanan Yaman yang baru-baru ini melancarkan serangan rudal terhadap wilayahnya.

Ia bersumpah akan menghancurkan Yaman seperti apa yang terjadi di Gaza dan Lebanon, jika serangan semacam itu masih terus dilakukan.

"Pada hari-hari ini ketika Houthi Yaman menembakkan rudal ke Israel, saya ingin menyampaikan pesan yang jelas kepada mereka bahwa kami telah mengalahkan Hamas, kami telah mengalahkan Hizbullah, kami telah membutakan sistem pertahanan di Iran, dan merusak sistem produksi (rudal),” katanya, dalam sebuah acara pada Senin (23/12/2024).

“Kami telah menggulingkan rezim Assad di Suriah, kami telah memberikan pukulan berat pada 'poros kejahatan,' dan kami juga akan menyerang keras organisasi teror Houthi di Yaman, yang merupakan satu-satunya yang masih berdiri," sambung Katz.

Meskipun Israel tidak terlibat langsung dalam jatuhnya pemerintahan Assad di Suriah, Katz mencatat bahwa serangan Israel memainkan peran dalam memfasilitasi ketidakstabilan pemerintahan tersebut.

Ia juga memperingatkan Perlawanan Yaman tentang tindakan-tindakan tertentu, dengan menyatakan,

"Kami akan menyerang infrastruktur strategis (Ansar Allah) dan memenggal kepala para pemimpinnya,”

“Seperti yang telah kami lakukan terhadap Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah, di Teheran, Gaza, dan Lebanon -- kami akan melakukannya di Hodeidah dan Sanaa,” ucap Katz.

Angkatan Bersenjata Yaman telah melancarkan sejumlah serangan pro-Palestina sejak 7 Oktober 2023, ketika rezim Israel mulai mengambil alih Jalur Gaza di bawah perang genosida yang didukung Amerika Serikat yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 45.338 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Serangan itu menargetkan aset militer Amerika yang dikerahkan di lepas pantai Yaman, target strategis dan sensitif di seluruh wilayah Palestina yang diduduki serta kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang menuju wilayah tersebut.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini