Perang Gaza

Pidato Netanyahu soal Gencatan Senjata di Gaza Penuh dengan Kebohongan

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melihat foto-foto warga Israel yang menjadi sandera oleh gerakan pembebasan Palestina, Hamas dan gerakan lainnya di Jalur Gaza.

SERAMBINEWS.COM - Sami al-Arian, direktur Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Sabahattin Zaim Istanbul, menggambarkan pidato perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu soal gencatan senjata di Gaza sebagai sejumlah kebohongan.

“Ini adalah orang yang bersumpah untuk mengakhiri Hamas, menghancurkan Hamas, membubarkan Hamas, menghancurkan Hamas … semua ini adalah tujuannya, namun, sekarang dia bernegosiasi dengan Hamas”.

"Kami memiliki kesepakatan yang sama yang telah ditolaknya pada bulan Mei dan Juli. Setiap butir yang disetujui Hamas pada bulan Mei merupakan bagian dari perjanjian ini, baik secara struktur maupun substansi," kata al-Arian seeperti siarkan outlet jaringan berita Al Jazeera, Sabtu.

“Hamas-lah yang selama ini menetapkan lima syarat yang harus ada dalam kesepakatan yang akan mereka tandatangani; kelima syarat ini semuanya ada dalam perjanjian hari ini”.

Baca juga: WHO Siapkan Rumah Sakit Lapangan Siap Pakai, 4.000 Truk Bantuan Bersiap Masuk Gaza

Apa yang dikatakan Netanyahu dalam pidatonya?

Perdana Menteri Israel telah menyampaikan pidato pertamanya sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan. Berikut ini pernyataannya:

Tahap pertama kesepakatan adalah gencatan senjata sementara.

Israel tetap memiliki hak untuk melanjutkan perang di Gaza dan mendapat dukungan AS untuk melakukannya jika tahap kedua gencatan senjata tidak membuahkan hasil. Jika Israel harus kembali berperang, Israel akan melakukannya "dengan cara baru yang lebih kuat."

Israel telah menetapkan sejumlah syarat sebelum menerima kesepakatan tersebut, termasuk mempertahankan akses ke Koridor Philadelphia, jalur sempit di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, dan zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza. Militernya akan mempertahankan kendali atas wilayah tersebut dan meningkatkan kehadirannya.

Kesepakatan gencatan senjata itu dicapai karena Hamas mengubah pendiriannya terhadap kesepakatan itu, setelah tentara Israel melemahkan poros Iran dengan membunuh para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah. Karena itu, Hamas menyetujui persyaratan yang sebelumnya ditolak.

Israel telah mengubah wajah dan realitas Timur Tengah.

Selain itu pasukan Israel tetap berada di Koridor Philadelphia, perbatasan Mesir-Gaza.

Netanyahu mengatakan bahwa akses ke Koridor Philadelphia dan kehadiran militer Israel di sepanjang perbatasan dengan Gaza merupakan prasyarat untuk menerima kesepakatan tersebut.

"Kami akan meningkatkan kehadiran militer kami di sana," kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa Israel tidak akan mengizinkan kedatangan senjata apa pun untuk Hamas.

Ia menambahkan bahwa tidak ada tahanan Palestina yang tangannya berlumuran darah yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. 

Halaman
12

Berita Terkini