Total luas lantai keseluruhan mencapai 23.642,55 m⊃2;.
Lebih lanjut Adjib menambahkan, bahwa proyek ini mengintegrasikan desain yang memanfaatkan material lokal dan memasukkan unsur budaya Aceh pada fasad bangunan, yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing (MEP), serta tata lanskap bangunan.
“Gedung-gedung tersebut dilengkapi fasilitas berkualitas seperti auditorium, ruang dekanat dan jurusan, ruang dosen, laboratorium pendidikan, ruang kelas, perpustakaan, serta ruang administrasi pendidikan,” ungkapnya.
Adjib juga menyampaikan, dalam upaya mempercepat pembangunan, Hutama Karya menerapkan metode semi-precast untuk pemasangan konstruksi.
Metode ini memungkinkan komponen konstruksi diproduksi di area fabrikasi khusus, sehingga memastikan efisiensi waktu.
Baca juga: Mahasiswa Unimal Buka Lahan Apotek Hidup di Desa Cut Mamplam
“Strategi ini juga didukung oleh kontribusi signifikan dari tenaga kerja lokal, yang mencapai 38 persen.
Dengan demikian, metode ini tidak hanya mempercepat proses pembangunan tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar,” katanya.
Adjib berharap kehadiran fasilitas baru tersebut mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan di Provinsi Aceh.
"Komitmen Hutama Karya tidak hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kontribusi sosial yang mendukung pemerataan pendidikan bermutu di Indonesia,” pungkasnya. (*)