Berita Lhokseumawe

1 Ramadhan 1446 Hijriah Jatuh Tanggal 1 Atau 2 Maret 2025? Berikut Hasil Kajian Ahli Falak Aceh 

Penulis: Saiful Bahri
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHLI ILMU FALAK - Ahli Ilmu Falak Aceh, yang juga Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA, menjelaskan untuk menentukan awal bulan Hijriah, ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis. Termasuk dalam menentukan 1 Ramadhan 1446 Hijriah.

Ahli Ilmu Falak Aceh yang juga Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA, menjelaskan untuk menentukan awal bulan hijriah, ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis. 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui awal bulan Hijriah sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis.

Begitu juga dalam menentukan awal Ramadhan 1446 Hijriah tahun ini.

Ahli Ilmu Falak Aceh yang juga Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA, menjelaskan untuk menentukan awal bulan hijriah, ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis. 

Ketiga data itu, yakni konjungsi, tinggi hilal, dan sudut elongasi bulan. 

Jadi data hilal di Indonesia untuk penentuan awal Ramadhan 1446 H saat matahari terbenam Jumat 28 Februari 2025 atau 29 Syakban 1446 H adalah sebagai berikut:

Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika bulan sama dengan nilai ekliptika matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat bumi. 

Baca juga: Meski Sehat, 6 Golongan Ini Harus Batasi Makan Alpukat Karena Bisa Picu Efek Samping, Siapa Saja?

"Peristiwa ini kembali terjadi pada Jumat 28 Februari 2025 pukul 07.44.38 Wib," katanya.

Kedua, tinggi hilal di atas ufuk barat pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2025 M atau 29 Syakban 1446 H saat matahari terbenam di seluruh Indonesia berkisar antara 04 derajat 40 menit 25 detik busur (tertinggi) di Sabang, sampai dengan 03 derajat 00 menit 21 detik busur (terendah) di Merauke.

Ketiga, sudut elongasi bulan adalah jarak sudut antara pusat piringan nulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat matahari terbenam di tempat pengamatan.

Nilai sudut elogasi bulan saat matahari terbenam pada hari Jumat 28 Februari 2025 atau 29 Syakban 1446 H diseluruh Indonesia berkisar antara 06 derajat 24 menit 37 detik busur (paling besar) di Lhoknga Aceh, sampai 04 derajat 47 menit 19 detik busur (paling kecil) di Waris, Papua.

Maka kata Tgk Ismail, dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi hilal di seluruh Indonesia sudah wujud di atas ufuk saat matahari terbenam Jumat 28 Februari 2025 atau 29 Syakban 1446 H dan sudah terpenuhi kriteria awal bulan Hijriah yang dipakai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Atas dasar data-data tersebut, maka awal bulan Ramadhan 1446 H secara penghitungan ilmu falak jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025 dengan jumlah bilangan bulan Syakban 1446 Hijriah 29 hari. 

Baca juga: Yordania Siap Berperang dengan Israel jika Warga Palestina Diusir ke Wilayahnya

Namun perlu diketahui bahwa pada tahun 2021, forum Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yang tergabung dalam forum MABIMS telah menetapkan kriteria baru dalam penentuan awal bulan Hijriah untuk keperluan penyusunan kalender Hijriah dan untuk verifikasi kesaksian hilal saat melakukan rukyah hilal di bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah. 

Halaman
12

Berita Terkini