Oleh: Irfan Maulana SH
TAHNIAH kepada Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2025-2030, Drs. Armia Pahmi, MH dan Ismail, SE.I yang baru dilantik oleh Gubernur Aceh, H. Muzakkir Manaf (Muallem).
Terpilihnya pasangan Armia-Ismail dalam Pilkada 2024 bukan hanya sekadar penentuan kepemimpinan baru, tetapi juga membentuk sebuah peristiwa bersejarah bagi Aceh Tamiang yang kali pertama terpilihnya pemimpin dengan melawan kotak kosong, bahkan berhasil meraih 82.321 suara atau mencapai 75 Persen sedangkan kotak kosong hanya meraih 27.174 suara.
Hal tersebut membuktikan kepercayaan yang sangat besar dari Partai Politik, Parlemen dan Masyarakat kepada pasangan Armia-Ismail untuk memimpin Kabupaten Aceh Tamiang.
Kepercayaan ini diharapkan bukan hanya memberikan dampak dalam indikator demokrasi, tetapi juga membuka peluang bagi kebijakan yang lebih objektif, berpihak pada kepentingan masyarakat, bukan kepentingan politik semata.
Meneropong Potensi Aceh Tamiang
Aceh Tamiang merupakan daerah yang kaya dengan segala potensi sumber daya alam dan sejarahnya, kini sudah saatnya Aceh Tamiang bangkit menuju kota yang hebat.
Aceh Tamiang memiliki luas wilayah 1.957,02 km⊃2; dengan kondisi topografi yang beragam, serta terdiri dari 12 kecamatan dan 216 desa.
Letak geografisnya yang strategis, berbatasan langsung dengan Sumatera Utara menjadikan Aceh Tamiang sebagai akses mobilisasi jalur darat untuk distribusi ekonomi yang ada di Provinsi Aceh sehingga sangat perlu infrastruktur jalan dan jembatan yang memadai.
Selain itu, Aceh Tamiang juga berbatasan dengan Selat Malaka menjadikan wilayah ini sangat berpotensi menjadi pusat mobilisasi ekonomi jalur laut untuk provinsi Aceh sehingga sangat butuh adanya infrastruktur pelabuhan yang mendukung.
Kemudian juga Aceh Tamiang sebagai daerah yang memiliki topografi yang beragam termasuk dataran tinggi, dataran rendah, laut, sungai dan rawa menjadikan Aceh Tamiang memiliki potensi di segala bidang, seperti pertanian dan perkebunan sehingga sangat penting tersedianya infrastruktur pengairan yang baik serta akses pupuk murah bagi masyarakat menengah bawah,
kemudian potensi dari sektor perikanan juga sangat membutuhkan infrastruktur penyimpan hasil laut dan ketersediaan BBM subsidi, lalu potensi dari sektor ekonomi kreatif sangat penting tersedianya infrastruktur balai latihan kerja (BLK) dan tempat estetik dalam tata ruang kota di Aceh Tamiang.
Dengan segala potensi Aceh Tamiang, diharapkan bupati dan wakil bupati Aceh Tamiang dapat mengelola dan memanfaatkannya agar berdampak pada pemajuan daerah dan menyejahterakan masyarakat.
Reformasi Birokrasi Aceh Tamiang
Birokrasi di beberapa instansi pemerintahan di Aceh Tamiang masih relatif buruk, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya keluhan masyarakat.
Beberapa kondisi birokrasi yang buruk antara lain:
1. Tidak efisien - terlalu rumit dan aturan yang tidak harmonis
2. Lambat - birokrasi yang panjang yang memperlambat kemampuan birokrasi untuk memberikan layanan kepada publik
3. Tidak responsif - instansi yang tidak tepat fungsi, tidak tepat ukuran, dan tidak cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada dalam masyarakat.
4. Defensif - acuh tak acuh terhadap kebutuhan orang-orang yang berurusan dengan mereka.
5. Korupsi/pungli - birokrasi yang berada dalam pusaran kekuasaan berpotensi menyalahgunakan kekuasaannya.
Diharapkan bupati dan wakil bupati baru Aceh Tamiang yang baru dilantik dapat melakukan reformasi birokrasi sehingga menjadikan birokrasi Aceh Tamiang yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
birokrasi yang dapat memastikan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan dengan melakukan pengawasan dan menegakkan aturan serta birokrasi yang dapat menyediakan berbagai layanan dan fasilitas kepada masyarakat dengan baik.
Penataan Kota Menuju Aceh Tamiang Hebat
Penataan pusat ibu kota kabupaten Aceh Tamiang masih kumuh dan belum teratur, bahkan belum ada ikon yang menunjukkan ke-khas-an Aceh Tamiang.
Penataan kota di kabupaten penting untuk mewujudkan kota yang nyaman, layak huni, dan berkelanjutan.
Penataan kota juga dapat membantu mengatasi masalah sosial, konflik penggunaan lahan, dan kerusakan lingkungan.
Penataan kota selaras dengan pemajuan infrastruktur agar mendukung tata kota yang baik.
Ide untuk membangun Masjid Agung yang digaungkan oleh Pak Armia Fahmi sangat bagus untuk mewujudkan ikon Aceh Tamiang.
Selain itu, perlu juga pembangunan tugu khas Pucok Rebung dan renovasi gerbang pembatas Provinsi Aceh-Sumatera Utara yang berada di ujung Aceh Tamiang sebagai perwujudan ciri khas Kabupaten Aceh Tamiang.
Tak hanya itu, penting juga penataan pasar, penerangan jalan dan jembatan, penataan pusat jajanan, pusat rekreasi dan pelebaran jalan agar kota lebih indah dan nyaman bagi semua.
Membasmi Para Mafia
Harus diakui, Aceh Tamiang masih banyak para mafia, baik itu mafia tanah, perusahaan nakal, mafia HGU, narkoba, rokok ilegal, mafia perikanan dan lain sebagainya.
Begitu banyak masyarakat yang dirugikan atas ulah-ulah para mafia tersebut. Sudah lama sekali masyarakat Aceh Tamiang konflik dengan para mafia sehingga harus segera dibasmi.
Selain itu, penting juga penegakan hukum yang tegas di Aceh Tamiang, mulai dari pelanggar lalu lintas, pencurian yang mulai marak, perampokan, pembunuhan, dan balap liar hingga pelanggar-pelanggar syariat dan kejahatan lainnya.
Oleh karena itu, dengan bupati Aceh Tamiang yang baru dilantik merupakan seorang pensiunan Jenderal Polisi diharapkan dapat dengan tegas dan serius untuk membasmi para mafia tersebut sehingga menciptakan Aceh Tamiang yang kondusif, aman dan nyaman bagi semua.
Kondisi Masyarakat Desa Pedalaman
Dengan kondisi geografis Aceh Tamiang diatas membawa tantangan tersendiri, beberapa daerah masih terisolasi dari kemajuan pembangunan terutama di pedalaman, seperti akses jalan yang buruk, kekurangan akses pendidikan, belum terdapat akses listrik, kurang air bersih, layanan kesehatan yang tidak memadai, minimnya infrastruktur dasar, akses internet yang belum merata, daya jual pertanian dan perkebunan yang rendah serta kondisi wilayah yang rawan bencana.
Kondisi tersebut menjadi faktor terhambatnya masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.
Keterbatasan infrastruktur ini mempengaruhi kualitas hidup masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga dalam lima tahun ke depan Aceh Tamiang perlu fokus untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pemerintah perlu memastikan bahwa tidak ada daerah yang terisolasi dan tertinggal agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul
Dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045, maka Kabupaten Aceh Tamiang harus fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dalam mewujudkannya, perlu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh Tamiang dengan membangun lebih banyak sekolah yang bagus, membangun universitas negeri maupun swasta, membangun sekolah vokasi serta balai Latihan kerja yang fokus pada peningkatan kreativitas, pemecahan masalah, dan literasi digital.
Selain itu, penting juga untuk memperbaiki kualitas guru, dosen dan kurikulum yang relevan dengan pasar kerja.
Tantangan Kabupaten Aceh Tamiang dalam lima tahun ke depan sangat besar, namun dapat diatasi dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan begitu, Aceh Tamiang akan siap menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045.
Surga Tersembunyi di Aceh Tamiang
Aceh Tamiang memiliki surga alam yang begitu indah, kemudian situs sejarah dan budaya yang sangat kaya sehingga menjadikan aset untuk sektor pariwisata Aceh Tamiang yang akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Penyebab utama yang dihadapi adalah kurangnya promosi, infrastruktur pariwisata yang terbatas, dan minimnya keterlibatan Pemerintah dan masyarakat lokal dalam pengembangan sektor ini.
Untuk menjadikan pariwisata sebagai pendorong utama ekonomi, diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat setempat.
Pemberdayaan masyarakat lokal menjadi aspek penting dalam memaksimalkan potensi pariwisata
Dengan pendekatan yang berbasis pada kearifan lokal dan keadilan sosial, menjadikan pariwisata dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di kabupaten Aceh Tamiang.
Aceh Tamiang Maju & Merata
Dengan keseriusan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang yang baru dilantik dalam Memanfaatkan Potensi Aceh Tamiang, Melakukan Reformasi Birokrasi, Penataan Kota yang baik, Peduli Terhadap Kondisi Masyarakat Desa Pedalaman, Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul,
Membasmi Para Mafia, mengelola Potensi Yang Belum Tersentuh di Aceh Tamiang dan berupaya meningkatkan PAD Aceh Tamiang dengan fokus pada diversifikasi pendapatan, optimalisasi ekonomi lokal, serta penguatan UMKM dan ekonomi digital, untuk mencapai kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Maka insya Allah akan terwujud Aceh Tamiang yang “MAJU & MERATA” (*)
*) PENULIS adalah Pegiat Politik dan Hukum
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI