Korupsi Pertamina

Ramai Warga Pindah ke SPBU Lain usai Ditipu Pertamina: Rakyat Dirugikan, Kaum Atas Ketawa Ketiwi

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Yeni Hardika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ISI BBM - Seorang petugas SPBU sedang mengisi BBM jenis Pertamax di kenadaraan konsumen. Banyak warga yang mengaku kecewa atas kasus dugaan pengoplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92) oleh anak usaha Pertamina, dalam konstruksi kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah PT Pertamina Patra Niaga.

Rafi juga mengatakan hal serupa. Dia yang bertahun-tahun langganan Pertamax mulai mempertimbangkan untuk beralih.

"Ke depan kayaknya bakal beli di swasta aja. Lebih aman dan terjamin, plus secara servis orangnya ramah ramah. Toh harganya cuman beda berapa ratus perak aja," kata Rafi.

Warga Soroti Moral Para Pelaku

Sementara, Putra (35), warga Kebagusan, Jakarta Selatan mempertanyakan moral para tersangka yang terlibat kasus dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax ini.

"Memangnya tidak malu mengambil uang dari hasil keringat rakyat? Giliran sudah jadi tersangka, muka kalian malah lesu," ujar Putra dengan kesal saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/2/2025).

Sebagai pengguna Pertamax selama bertahun-tahun, menurut Putra, kasus pengoplosan ini mencerminkan betapa parahnya kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini.

Oleh karena itu, Putra menyarankan agar pemerintah pusat bekerja lebih ekstra. 

Sebab, tanggung jawab sepenuhnya ada di pundak pemerintah.

“Kasihan masyarakat mulu yang dirugikan. Kaum atas malah ketawa-ketiwi,” kata dia.

Sementara, Rizky Widyanto (28), warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan sudah tujuh tahun menggunakan Pertamax untuk motor Honda PCX miliknya.

Alasannya, dia ingin membantu negara dengan tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite. 

Namun, Rizky kecewa begitu mengetahui dugaan pengoplosan Pertalite jadi Pertamax.

Niat baiknya menggunakan bahan bakar berkualitas justru dikhianati oleh para tersangka dalam kasus tersebut yang memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan rakyat.

“Niatnya mau sadar diri enggak pakai subsidi, bantu negara, eh enggak tahunya begini,” keluh Rizky.

Rizky pun merasa rugi menggunakan Pertamax sejak 2018 lalu. 

Padahal, dalam satu pekan dia mengeluarkan uang senilai Rp 100.000 hingga Rp 200.000 untuk mengisi bahan bakar.

Halaman
1234

Berita Terkini