Berdasarkan kerangka kerja yang diusulkan, setengah dari sandera—baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal—akan dibebaskan pada hari pertama, dengan negosiasi untuk gencatan senjata permanen yang menentukan pembebasan tawanan yang tersisa.
Hamas menolak persyaratan tersebut, dengan alasan kekhawatiran atas jaminan jangka panjang, yang menyebabkan "Israel" menangguhkan pengiriman bantuan ke Gaza.
Blokade bantuan telah memicu kecaman luas dari organisasi internasional dan kelompok hak asasi manusia.
Kepala kemanusiaan PBB Tom Fletcher mengkritik tindakan Israel, dengan alasan bahwa pembatasan bantuan melanggar hukum internasional.
Beberapa lembaga bantuan dan pemerintah juga menuduh Israel menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai senjata dengan menggunakan kelaparan sebagai alat perang melawan Palestina.(*)