Menurut keterangan Kepala Desa Lemah Kembar, Hariyanto, kedua pria tersebut telah lama menyimpan dendam akibat masalah token listrik.
Meskipun keduanya adalah saudara ipar (karena istri mereka adalah adik-kakak), perselisihan ini terus memanas hingga berujung pada adu fisik.
Pada hari kejadian, Sumo sedang melakukan aktivitas ngarit (memotong rumput) di sawah, sementara Supik sedang bekerja di pengairan.
Ketika bertemu, perselisihan mereka kembali memuncak.
Baca juga: Rumah Makan Bebek Carok Milik Tretan Muslim di Bandung Terbakar, Terdengar Suara Ledakan dan Jeritan
Tanpa banyak bicara, keduanya langsung terlibat dalam duel carok menggunakan senjata tajam.
Akibatnya, Sumo dan Supik sama-sama mengalami luka bacok yang cukup serius.
Supik dilarikan ke RSUD dr. Moh Saleh Kota Probolinggo, sedangkan Sumo dibawa ke Puskesmas Sumberasih untuk mendapatkan perawatan medis.
Motif di Balik Carok
Meskipun motif utama diduga adalah perselisihan terkait token listrik, Kasatreskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zainal Arifin, menyatakan bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut.
"Untuk motifnya masih belum bisa kami pastikan. Kami sudah melakukan olah TKP dengan INAFIS dan mengamankan barang bukti di sekitar lokasi kejadian," ujar Zainal.
Barang bukti yang diamankan antara lain dua sabit yang digunakan dalam duel tersebut serta dua sepeda angin milik Sumo dan Supik.
Polisi juga belum memastikan siapa yang menjadi tersangka dalam kasus ini, mengingat keduanya sama-sama terluka dan terlibat dalam perkelahian.
Menurut keterangan warga setempat, perselisihan antara Sumo dan Supik telah berlangsung cukup lama.
Masalah token listrik yang menjadi pemicu awalnya dianggap sepele, namun rupanya telah menimbulkan ketegangan yang berkepanjangan.