Dalam banyak kasus, anak-anak lebih cenderung berpihak kepada ibu ketika terjadi perseteruan antara kedua orang tua mereka.
Dengan berbagai kasus serta motif, tak jarang muncul pertanyaan di kalangan masyarakat tentang hukum anak melawan ayah demi membela ibu.
Pertanyaan ini muncul seiring dengan hukum dasar anak melawan orang tua, yang telah berkembang di masyarakat.
Anak yang berlaku buruk kepada orangtua disebut sebagai durhaka dan ganjarannya ialah dosa.
Lalu, jika kasusnya anak melawan ayah karena membela ibu, apakah termasuk perbuatan durhaka?
Berkaitan dengan persoalan ini, Anggota Dewan Pembina Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Alizar Usman SAg MHum telah memberikan penjelasannya.
Penjelasan dari Alumni Dayah Istiqamatuddin Darul Muarrif, Lam Ateuk dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini disampaikan menjawab pertanyaan Serambinews.com pada Sabtu (8/3/2025).
Berikut penjelasan lengkap Tgk Alizar Usman soal hukum anak melawan ayah karena membela ibu.
Hukum anak melawan ayah demi bela ibu
Tgk Alizar dalam penjelasan tertulisnya, memberikan dua pandangan hukum.
Dalam Islam, kewajiban berbakti kepada ibu lebih didahulukan dibandingkan ayah.
"Pada dasarnya taat kepada ibu lebih didahulukan daripada ayah," terang Tgk Alizar.
Hal ini juga didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ رواه البخاري ومسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, "Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Kemuidan ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim).