Berita Aceh Tenggara

Belum Kembali, 20 Napi  LP Kutacane Terus Diburu, 17 Orang yang Tertangkap Ditempatkan di Mapolres

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yan Rusmanto, Kepala Kanwil Ditjenpas Provinsi Aceh, menyatakan hingga Kamis (13/3/2025), masih ada 20 WBP LP Kutacane yang kabur, belum kembali atau berhasil ditangkap. Mereka terus diburu petugas.

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Kantor Wilayah Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Dirjenpas) Aceh, Yan Rusmanto. 

Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 20 warga binaan pemasyarakatan atau WBP LP Kutacane, Aceh Tenggara, yang kabur Senin (10/3/2025), belum kembali atau tertangkap hingga Kamis (13/3/2025). 

Mereka bagian dari 52 WBP LP tersebut yang kabur tiga hari lalu, namun sebagian sudah kembali atau tertangkap. 

Bagi yang belum kembali atau tertangkap itu, pencarian terus diintensifkan. 

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Kantor Wilayah Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Dirjenpas) Aceh, Yan Rusmanto, kepada Serambinews.com via WhatsApp, Kamis (13/3/2025) sore.

“Masih ada 20 orang lagi yang belum kembali,” kata Yan Rusmanto.  

Menurutnya, pencarian masih terus diintensifkan dengan melibatkan personel kepolisian, tentara, dan sipir LP Kutacane.

Baca juga: Napi Kabur Dipicu Soal Bilik Asmara

Dari waktu ke waktu, diakuinya, jumlah pelarian yang tertangkap dan yang menyerahkan diri semakin bertambah.

Sebelumnya, pada Rabu tinggal 26 orang lagi napi yang kabur itu belum tertangkap atau menyerahkan diri.

Namun, dalam 24  jam terakhir, enam orang lagi sudah ditemukan di tempat persembunyiannya atau menyerahkan diri kepada pihak LP, sehingga pada Kamis petang tinggal 20 orang lagi yang belum ditemukan.

Yan Rusmanto merinci, saat ini WBP yang sudah kembali atau tertangkap berjumlah 32 orang.

Rinciannya 17 orang di antaranya berada di Mapolres Aceh Tenggara dan 15 orang lagi berada di LP Kutacane. Kutacane adalah ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara.

Disebutkan, jumlah keseluruhan penghuni LP Kutacane saat ini 391 orang. 

Baca juga: VIDEO Detik-detik Puluhan Napi Kabur dari Lapas Kutacane Jelang Buka Puasa

Sebanyak 354 orang di antaranya berstatus narapidana (napi). Hanya 37 orang yang berstatus tahanan.

Mereka merupakan titipan pihak kejaksaan atau pengadilan negeri setempat, menunggu perkaranya yang sedang diadili memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah).

Menurut Yan, 20 orang lagi dari 52 yang belum kembali itu masih terus dikejar, di samping juga diimbau untuk menyerahan diri secara baik-baik.

Kerja bakti

Dua hari setelah kejadian larinya 52 napi dari LP tersebut, Yan Rusmanto langsung menginisiasi dan memimpin kerja bakti di lingkungan LP Kutacane. Kerja bakti ini melibatkan personel Polri, TNI, dan pegawai lapas itu. 

“Kita juga libatkan warga binaan agar mereka memiliki rasa tanggung jawab atas perbuatannya yang gara-gara lari menyebabkan ada beberapa fasilitas lapas yang rusak. Misalnya pintu, plafon, dan atap,” kata Yan.

Baca juga: Jelang Buka Puasa, Puluhan Napi Kabur dari Lapas Kutacane

Kerja bakti dari pagi hingga menjelang sore itu dimaksudkan untuk memperbaiki pintu, plafon, dan atap lapas yang dirusak para napi saat lari bergerombol ke luar lapas Senin petang.

Selain itu, kerja bakti tersebut juga dimaksukan untuk memperkuat sistem keamanan di LP sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

Lapas direlokasi

Sebelumnya, Dirjenpas Mashudi menyatakan bahwa LP Kelas IIB Kutacane mengalami kelebihan penghuni (overkapasitas) sehingga banyak napi yang terpaksa tidur di luar kamar.

Untuk mengatasi masalah itu, Bupati Aceh Tenggara yang baru dilantik, Salim Fakhri menghibahkan tanah seluas 4,1 hektare untuk relokasi LP Kutacane yang kelebihan daya tampung.

Overkapasitasnya bahkan mencapai 300 persen dari penghuni yang kini ada.

Salim Fakhri juga datang ke LP tersebut pada Selasa, 11 Maret 2025, atau sehari setelah 52 WBP kabur dari penjara itu dengan melompati pagar depan.

Salim meminta napi dan tahanan di LP Kutacane untuk terus menjalani pidana dengan baik dan tiak bikin ulah macam-macam. Sebab, mereka bias dipindah ke LP lain yang jauh dari Aceh Tenggara.

Bupati Aceh Tenggara itu datang menemui warga binaan bersama anggota Komisi XIII  DPR RI asal Aceh, Jamalaudin Idham dan Teuku Ibrahim.

Di depan Bupati Fahri dan legislator Senayan itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi menyampaikan keprihatinan atas kondisi narapidana yang harus tidur di luar kamar hunian, karena kamar tidak mencukupi.

"Mari benahi bersama Lapas Kutacane. Warga binaan adalah keluarga kita juga, saudara kita," kata Mashudi di LP Kutacane, Selasa (11/3/2025) sore beberapa jam seelah ia tiba dari Jakarta via Bandara Kuala Namu, Seli Serdang, Sumatera Utara. (*)

 

 

 

Berita Terkini