Jelang Perundingan Nuklir di Roma, Iran Siap Tempur Hadapi Tekanan Barat
SERAMBINEWS.COM-Iran akan menggelar perundingan penting dengan tiga negara Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman, di Roma pada hari Jumat, 2 Mei 2025, di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklirnya.
Pertemuan ini akan menjadi pemanasan sebelum pembicaraan berisiko tinggi antara Iran dan Amerika Serikat yang juga akan berlangsung di Italia pada akhir pekan ini.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan bahwa tujuan pertemuan ini adalah untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Eropa, yang selama ini menjadi mitra penting dalam perjanjian nuklir Iran tahun 2015.
“Menurut pendapat saya, ketiga negara Eropa telah kehilangan peran mereka dalam masalah nuklir karena kebijakan yang salah yang telah mereka ambil. Tentu saja, kami tidak menginginkan ini dan siap untuk mengadakan pembicaraan dengan mereka di Roma,” ujar Araqchi kepada media pemerintah, Rabu (30/4/2025).
Negara-negara Eropa yang tergabung dalam E3 (Inggris, Prancis, dan Jerman) merupakan bagian dari kesepakatan nuklir JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action) yang ditandatangani pada tahun 2015.
Namun, kesepakatan itu mulai goyah setelah Presiden AS saat itu, Donald Trump, menarik diri secara sepihak pada tahun 2018 dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran.
Baca juga: Hasil Rakerda, Demokrat Keluarkan 6, Termasuk Usulan Rencana Pembangunan Terowongan Geurutee
Akibatnya, Iran secara bertahap menghentikan kepatuhan terhadap perjanjian tersebut dan kini telah melampaui sejumlah batasan yang diatur dalam JCPOA, seperti jumlah dan tingkat pengayaan uranium.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat khawatir bahwa Iran sedang bergerak menuju kemampuan untuk memproduksi senjata nuklir, meskipun Teheran berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.
Sementara itu, Direktur Politik E3 telah mengonfirmasi bahwa mereka akan hadir dalam pertemuan di Roma.
Menambah ketegangan, Menteri Luar Negeri Prancis pada hari Selasa memperingatkan bahwa jika perundingan nuklir ini gagal, maka Paris tidak akan ragu untuk mendorong kembali sanksi internasional terhadap Iran.
“Sanksi ini akan secara permanen menutup akses Iran terhadap teknologi, investasi, dan pasar Eropa, dengan dampak yang menghancurkan pada perekonomian negara tersebut,” kata Jean-Noel Barrot.
Pernyataan itu langsung ditanggapi keras oleh perwakilan Iran di PBB yang mengatakan:
“Jika Prancis dan mitranya benar-benar mencari solusi diplomatik, mereka harus berhenti mengancam.”
Di saat upaya diplomasi tengah berlangsung, Departemen Keuangan AS justru memberlakukan sanksi baru pada hari Selasa terhadap jaringan yang berbasis di Iran dan Cina.
Jaringan tersebut dituduh memasok bahan pendorong rudal balistik untuk Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang telah lama menjadi sasaran sanksi Barat.
Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Turun Rp 60 Ribu/Mayam, Berikut Rincian Harga,Rabu 30 April 2025