Berita Abdya

Ingat! Imunisasi dapat Mencegah Penyakit Menular, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Anak RSUDTP

Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEKAN IMUNISASI DUNIA - Dokter spesialis anak di RSUD Teungku Peukan Abdya, dr Rismalisa Fitri, SpA (pakai kaca mata), usai melakukan imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang dilaksanakan di Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Abdya, Rabu (30/4/2025).

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teungku Peukan, Aceh Barat Daya (Abdya) dr Rismalisa Fitri, SpA menjelaskan, bahwa imunisasi merupakan satu upaya penting untuk pencegah penyakit menular.

Ia menyebutkan, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu, TBC, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, dan Rubela.

“Menurut pengalaman, kasus-kasus tersebut masih tinggi di daerah kita. Maka imunisasi ini penting dilakukan pada anak-anak sejak bayi lahir sampai umur 12 tahun, bahkan sampai 18 tahun untuk imunisasi lanjutan,” kata dr Rismalisa kepada Serambinews.com, Kamis (1/5/2025).

Selain pada anak, sebutnya, vaksin juga perlu diberikan kepada calon pengantin, ibu hamil, calon jamaah dan umrah, serta haji.

Imunisasi pada anak, jelas dr Rismalisa, adalah pemberian vaksin untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit menular. 

Imunisasi dasar anak ini, tambah dia, meliputi vaksin BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Hib, PCV, dan Rotavirus, yang diberikan sesuai jadwal tertentu.

“Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC, Hepatitis B mencegah penyakit Hepatitis B, DPT untuk mencegah penyakit Difteri, batuk rejan (pertusis), dan tetanus,” sebutnya.

Kemudian, sambung dr Rismalisa, vaksin Polio untuk mencegah penyakit polio, diberikan secara oral dan suntikan.

Serta vaksin Hib mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B, seperti meningitis dan pneumonia.

“Ada juga vaksin PCV untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, seperti pneumonia dan meningitis,” papar dia. 

“Kemudian vaksin Rotavirus, mencegah penyakit diare yang disebabkan oleh virus rotavirus,” ujarnya.

Beberapa imunisasi lanjutan dan ulangan, kata dr Rismalisa, diberikan untuk memperkuat kekebalan tubuh, seperti DPT, Polio, MMR, dan lain-lain.

“Jadwal imunisasi lanjutan dan ulangan tergantung pada jenis vaksin dan usia anak,” jelasnya.

Imunisasi ini, sebut dr Rismalisa, membantu membentuk kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tertentu.

Lalu, melindungi anak dari penyakit serius yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian, dan juga membantu melindungi masyarakat yang lebih luas dengan mengurangi penyebaran penyakit. 

“Imunisasi dasar harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” papar dokter spesialis anak ini. 

“Jika anak terlambat imunisasi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membuat jadwal imunisasi kejar,” ucapnya.

Setelah dilakukan imunisasi, dr Rismalisa menyarankan, agar memberikan makanan bergizi dan menjaga kebersihan.

Menurut data Dinas Kesehatan Abdya, pencapaian pemberian Imunisasi Polio (belum termasuk vaksin lain), kepada anak-anak di kabupaten setempat masih tergolong rendah. 

Pada tahun 2024, angka pemberian Imunisasi Polio kepada anak-anak di Abdya hanya 60 persen lebih. 

Pada tahun 2025 ini, terhitung Januari hingga Mei, angkanya baru mencapai 5,9 persen.

Menurut dr Rismalisa, banyak faktor yang menyebabkan rendahnya angka imunisasi pada anak di Abdya.

Seperti pengetahuan orang tua tentang manfaat imunisasi, masih takut anaknya di suntik karena alasan akan demam, rewel, dan lainnya.

“Padahal sejauh ini tidak ada kejadian yang ditakuti oleh para orang tua tersebut,” beber dia. 

“Kita juga berharap kepada semua pihak, terutama pemerintah daerah untuk mengimbau dan membuat suatu kebijakan untuk meningkatkan cakupan imunisasi dengan berbagai cara,” tuturnya.

“Besar harapan agar orang tua bersedia untuk mengimunisasikan anaknya,” kata dr Rismalisa.

Hal ini, tambahnya, tidak hanya tenaga kesehatan saja yang menaruh kepedulian akan pentingnya imunisasi, termasuk media agar lebih gencar meng-cancel berita-berita miring dan hoaks tentang imunisasi.

“Kita berharap, dengan gencarnya sosialisasi tentang pentingnya imunisasi, cakupannya menjadi tinggi agar tidak terjadi wabah atau KLB (keadaan di mana terjadi peningkatan atau timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang signifikan secara epidemiologi di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu),” pungkas dr Rismalisa.(*)

 

Berita Terkini