Kupi Beungoh

NIPAH: Emas Hijau dan Harta Terpendam yang Terlupakan

Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Bidang Geologi Kelautan Universitas Syiah Kuala dan Tokoh Masyarkat Aceh Barat, Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si.

Hasil penelitian mengenai nilai guna ekonomi nipah di Kabupaten Aceh Barat menunjukkan bahwa nilai ekonomi langsung dari nipah, yang diperoleh dari organ daun dan buah, mencapai Rp. 341.287.000 per tahun.

Organ Daun nipah digunakan untuk produksi pembungkus tembakau, keranjang, sangkak ayam, dan sapu lantai, sedangkan organ buah digunakan untuk produksi kolang-kaling dan manisan buah.

Sedangkan nilai ekonomi tidak langsung yang diperoleh dari fungsi ekologis nipah terhadap produksi udang, kepiting, dan kerang, mencapai Rp. 201.870.000 per tahun.

Sehingga, total nilai guna ekonomi nipah di Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp. 543.157.000 per tahun.

Satu hektar tegakan nipah dapat menghasilkan rata-rata 196.120 kolang-kaling, dari jumlah tersebut dapat diperoleh 1,89 ton kolang-kaling dan 3,27 ton tepung nipah.

Tepung nipah memiliki potensi besar untuk nisitaip karena mengandung serat tinggi serta lemak dan kalori yang rendah, menjadikannya penting untuk mereka yang mengikuti program diet.

Memahami potensi substansial tanaman nipah, berbagai upaya telah dilakukan untuk memperluas kegunaannya.

Dosen Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar (UTU) telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Gampong Peunaga Rayeuk, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

Mereka melatih masyarakat di daerah tersebut untuk mengolah buah nipah menjadi produk buah manisan berkualitas tinggi yang memiliki nilai ekonomi.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi buah nipah, memotivasi komunitas bahwa buah nipah bisa menjadi sumber pendapatan tambahan jika diolah dengan baik.

Selain sebagai sumber makanan dan kegiatan bernilai ekonomis, nipah juga merupakan ekosistem yang dapat dikembangkan untuk potensi pariwisata di Kabupaten Aceh Barat.

Hutan nipah yang begitu luas dan belum terjamah oleh tangan-tangan manusia dapat dikembangkan menjadi lokasi ekowisata edukasi yang akan sangat menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun manca negara.

Kegiatan seperti trekking hutan nipah dengan perahu dan belajar tentang ekosistem mangrove, serta mengamati berbagai proses pengolahan buah nipah menjadi berbagai produk, akan menjadi daya tarik unik bagi pengunjung.

Pengembangan pariwisata kuliner yang berfokus pada buah nipah juga bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Memperkenalkan wisatawan kuliner kepada hidangan dan minuman inovatif yang terbuat dari buah nipah tidak hanya akan memperkaya ekonomi lokal, tetapi juga membantu dalam menjaga seni kuliner tradisional Kabupaten Aceh Barat.

Halaman
123

Berita Terkini