“Dengan kondisi pemahaman lebih tentang narkotika, orang tua dapat menjaga keluarganya.” ZAHRUL BAWADI, Kepala BNNK Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banda Aceh, Kombes Pol Zahrul Bawadi, meminta masyarakat untuk tidak takut membawa anggota keluarga yang dicurigai positif menggunakan narkoba ke BNN.
Pasalnya, jika dengan kesadaran membawa anggota keluarga ke BNN, pihaknya akan melakukan wawancara hingga pengecekan urine. Jika dari tes tersebut yang bersangkutan positif narkoba, pihaknya tidak melakukan penahanan secara hukum.
“Kita ada rehabilitasi dengan melakukan dua pola. Dimana ada yang masyarakat datang sendiri ke kantor, ada juga yang hasil penindakan hukum,” katanya pada podcast bersama Serambi, Rabu (30/4/2025).
“Masyarakat yang datang sendiri ini akan diinterview, jalani tes urine, dan jikapun positif itu tidak akan dilakukan upaya hukum. Walaupun positif, kalau datang datang ke kantor tidak akan ditahan,” sambung Kombes Zahrul Bawadi.
Ia mengatakan, saat ini BNN diberikan tugas rehabilitasi. Pihaknya memiliki tim baik dari sisi dokter dan psikiater untuk melakukan wawancara bagi masyarakat terindikasi narkoba.
Dari hasil tersebut, akan terbaca sudah seberapa parah dia gunakan narkotika. Kalau ditemukan dia pakai narkoba sekali-sekali atau coba-coba, dia bisa direhab rawan jalan.
“Tapi kalau sudah parah, harus direhab di rumah rehab maksimal enam bulan. Rumah rehab bisa bekerja sama dengan rumah sakit jiwa. Selain itu, ada rumah rehab swasta. Kalau punya BNN, tempat rehab ada di Medan,” ungkapnya.
Kombes Zahrul menambahkan, berdasarkan data kasus yang mereka kumpulkan, pelaku perdagangan dan penyalahgunaan narkoba terbanyak dari kalangan pelajar atau mahasiswa, dengan jenjang usia 15 tahun hingga 24 tahun.
Pengaruh lingkungan menjadi penyebab terbesar. Mereka banyak dimanfaatkan oleh oknum. “Kenapa banyak kena remaja, karena posisi mereka rentan. Apalagi sifat narkotika ini ada penenang dan perangsang. Jadi pada usia remaja ini harus benar-benar dijaga. Makanya, kegiatan-kegiatan kita saat ini lebih ke sekolah,” jelasnya.
Karenanya, ia mengajak semua pihak untuk melakukan pencegahan bahaya narkoba ini. Hal itu agar masyarakat tahu bahaya narkoba bisa merusak dan membodohi masyarakat.
Terlebih saat ini secara Geografis luas dan letak Provinsi Aceh berbatasan dengan negara lain, sehingga dijadikan jalan masuknya narkotika. Minimnya kesadaran keluarga dalam mencegah dan mengantisipasi penyalahgunaan narkotika masih belum optimal.
“Memang kita harus giat terkait kepedulian bahwa narkotika itu dapat merusak. Masyarakat harus tahu itu. Karena tingkat pemahaman masyarakat itu dia untuk obat dan penenang. Jadi, dengan kondisi pemahaman lebih tentang narkotika, orang tua dapat menjaga keluarganya,” pungkas Kombes Zahrul Bawadi.(iw)
Wujudkan Desa Bersih Narkoba