Kajian Islam

Bagaimana Mempersiapkan Diri Menghadapi Kematian? Ini Penjelasan Pimpinan Raudhatul Quran Aceh Besar

Penulis: Jamaluddin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PIMPINAN RAUDHATUL QUR'AN - Pimpinan Dayah Raudhatul Qur'an Aceh Besar, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA. Menurut Tgk Sulfanwandi, kematian adalah kiamat bagi pribadi seseorang. Karena itu, perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian.

Imam Ad Daqqaq rahimahullah berkata:

قال الإمام القرطبي: (قال الدقاق: من أكثر من ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة. ومن نسي الموت عوقب بثلاثة أشياء: تسويف التوبة، وترك الرضى بالكفاف، والتكاسل في العبادة.) التذكرة: الجزء الأول، ص 27

Artinya: “Barang siapa yang banyak mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal; bersegera tobat, puas hati merasa cukup atas pemberian Allah, dan semangat ibadah, dan barang siapa yang lupa kematian diberikan hukuman dengan tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan keadaan dan malas ibadah.”

Tgk Sulfanwandi menjelaskan, apabila seseorang mengingat kematian dan mempersiapkan bekal untuk dirinya di akhirat, maka ia akan diberikan tiga hal yakni Allah berikan kesempatan bagi dia untuk bertaubat kepada Allah SWT atas segala dosa-dosanya, Allah berikan sifat qanaah kepadanya dengan hati selalu merasa cukup atas semua nikmat dan karunia yang berikan, dan akan tumbuh semangat untuk memperbanyak ibadah.

Baca juga: Luna Maya Curhat Ikhlas Jika tak akan Pernah Menikah, Maxime Bouttier Bereaksi

Begitu juga sebaliknya ketika seseorang lupa akan kematian, maka Allah akan menunda baginya taubat.

Dengan bahasa lain, Allah akan memberikan istidraj kepadanya dengan memberikan kelalaian dan kesibukan dunia hingga lupa kepada mati.

“Orang yang lupa akan kematian juga akan merasa tidak puas dan tidak cukup dengan segala nikmat yang didapatkan di dunia ini dan pada akhirnya orang tersebut akan malas untuk beribadah kepada Allah SWT,” ungkap Tgk Sulfanwandi yang juga pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

Maka, menurut Tgk Sulfanwandi, perlu diingat-ingat bahwa kehidupan yang dijalani sekarang adalah perjalanan menuju kematian yang perlu dipersiapkan dengan pembekalan yang baik dan cukup.

“Tak heran ketika hari ini kita lihat orang-orang di sekitar kita baik keluarga atau tetangga sudah pulang menghadap Allah SWT.

Dan pada akhirnya kita juga akan mendapatkan giliran yang sama menghadapi yang namanya kematian,” kata Tgk Sulfanwandi.

Baca juga: Pemilik Pergi Besuk Mertua Sakit, Rumah Warga Pante Ara Bireuen Hangus Terbakar

Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata:

الموت باب وكل الناس داخله

فليت شعري بعد الموت مالدار

Artinya: “Kematian adalah sebuah pintu yang setiap manusia pasti akan memasukinya, Aduhai kalau aku bisa tau dimana tempatku setelah kematian.”

Sudah pasti semua yang bernyawa akan merasakan yang namanya kematian. Perjalanan kita di dunia ini hanya waktu sebentar untuk mempersiapkan bekal menuju hari Akhirat kelak dan awal dari akhirat tersebut adalah kematian.

Halaman
123

Berita Terkini