Lebih dari itu, mereka yang memiliki skor rendah juga ditemukan memiliki kadar tinggi dari amiloid-β, yaitu salah satu zat yang sering ditemukan dalam otak penderita Alzheimer.
Tes Kognitif Lain yang Populer: Menggambar Jam
Selain tes 60 detik ini, ada juga tes kognitif lain yang cukup dikenal luas, yaitu tes menggambar jam.
Tes ini sangat sederhana:
- Ambil kertas kosong.
- Gambar lingkaran seperti bentuk jam analog.
- Tambahkan angka 1 hingga 12 pada tempat yang tepat.
- Gambar jarum jam yang menunjuk ke pukul 11.10.
Terdengar mudah, bukan? Tapi justru di sinilah tantangannya.
Tes ini digunakan oleh layanan kesehatan seperti NHS di Inggris selama bertahun-tahun.
Jika seseorang menggambar jam dengan angka yang salah urutan, tidak seimbang, atau jarum jam yang tidak sesuai, hal ini bisa jadi tanda awal penurunan fungsi otak.
Namun, jika gambar jam terlihat normal dan akurat, maka "kemungkinan besar orang tersebut tidak mengalami demensia," kata pihak NHS.
Baca juga: Trump Klaim Perdamaian Ukraina Tak Akan Terjadi Tanpa Dirinya Bertemu Putin
Mengapa Tes-Tes Ini Penting?
Demensia bukanlah bagian normal dari penuaan, meski memang lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Saat ini, sekitar 1 juta orang di Inggris hidup dengan demensia, dan Alzheimer adalah penyebab paling umum.
Menurut laporan dari Alzheimer’s Society, biaya perawatan demensia di Inggris telah mencapai sekitar £42 miliar per tahun.
Angka ini diperkirakan melonjak hingga £90 miliar dalam 15 tahun ke depan karena populasi yang terus menua.
Pada tahun 2022 saja, 74.261 orang meninggal akibat demensia di Inggris, menjadikannya sebagai penyebab kematian terbesar di negara tersebut, menurut data dari Alzheimer’s Research UK.
Bisakah Demensia Dicegah?
Kabar baiknya, banyak ahli percaya bahwa sekitar 40 persen kasus demensia sebenarnya bisa dicegah melalui perubahan gaya hidup.
Beberapa langkah yang bisa kamu ambil antara lain:
- Makan makanan sehat, terutama yang kaya antioksidan dan lemak sehat seperti diet Mediterania.
- Rutin berolahraga, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
- Tidak mengonsumsi alkohol.
- Melatih otak, seperti bermain teka-teki, membaca, atau belajar hal baru.
Baca juga: Gaza Kembali Dibombardir, Lebih dari 74 Warga Palestina Tewas: “Anak-anak Tak Bersalah Sedang Mati”
Tes sederhana 60 detik ini mungkin terlihat sepele, tapi bisa menjadi alat awal yang berguna untuk mendeteksi risiko penurunan daya pikir.
Meski tidak bisa menggantikan diagnosis dokter, tes ini bisa menjadi pengingat untuk lebih memperhatikan kesehatan otak, terutama jika kita atau orang terdekat mulai menunjukkan gejala yang mencurigakan.