“Dalam jangka menengah hingga panjang, kenaikan lebih lanjut pada emas diunggulkan, meskipun jika ada berita utama mengenai kesepakatan perdagangan yang positif, ini bisa menjadi kendala bagi emas dalam upayanya untuk merebut kembali level $3.500,” ujarnya.
Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve (The Fed) St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan bahwa jika ketegangan perdagangan dapat mereda, maka pasar tenaga kerja AS akan tetap kuat dan inflasi akan tetap bergerak menuju target 2 persen yang ditetapkan oleh bank sentral.
Sementara itu, para pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada bulan Oktober mendatang.
Baca juga: Israel Gempur Gaza Tanpa Ampun, Trump: “Kita Harus Membantu, Rakyat Palestina Sedang Kelaparan”
Secara keseluruhan, pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar sekitar 54 basis poin hingga akhir tahun 2025.
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang beragam.
Harga perak spot tercatat turun 0,2 persen menjadi $32,99 per ons.
Platinum juga mengalami penurunan 0,3 persen ke level $1.050,25, sementara paladium justru menguat 0,5 persen ke $1.017,93, menyentuh level tertinggi sejak 4 Februari.
Kondisi pasar yang penuh ketidakpastian dan kebijakan moneter yang cenderung akomodatif menjadi kombinasi yang mendukung penguatan harga emas dalam beberapa waktu ke depan, meskipun tetap perlu diwaspadai potensi hambatan dari berita-berita ekonomi dan geopolitik yang bersifat positif.
Baca juga: Joe Biden Divonis Alami Kanker Prostat Stadium 4, Begini Tanggapan Donald Trump
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)