Mihrab

Abiya Anwar Usman Pimpin HUDA, Prof Syamsul Rijal: Jembatan Dayah dan Kampus

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Program Studi S3 Studi Islam UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syamsul Rijal MAg.

Abiya Anwar Usman Pimpin HUDA, Prof Syamsul Rijal: Jembatan Dayah dan Kampus

SERAMBINEWS.COM - Musyawarah Besar Luar Biasa Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu telah menetapkan Dr Tgk Anwar Usman MM sebagai ketua baru, menggantikan almarhum Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Ayah Sop Jeunieb)

Terpilihnya Abiya Anwar, sapaan akrabnya, menandai munculnya generasi baru dalam kepemimpinan ulama dayah di Aceh.

Ketua Program Studi S3 Studi Islam UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syamsul Rijal MAg, menilai bahwa pergantian kepemimpinan ini bukan sekadar formalitas organisasi, melainkan momen penting yang mencerminkan kematangan dan transisi elegan di tubuh HUDA. 

"Ini bukan peralihan biasa. Di tubuh Abiya Anwar mengalir dua kekuatan: sanad dayah dari ulama karismatik Abu Kuta Krueng, dan sanad ilmiah dari pendidikan formal akademik di UIN Sumatera Utara. Keduanya merupakan kekuatan moral dan intelektual," ujarnya, Kamis (22/5/2025).

Sebagai pemimpin HUDA yang baru, Abiya Anwar diharapkan mampu membawa transformasi lembaga ulama ini menghadapi tantangan zaman.

Salah satu strategi yang disebut relevan untuk menjawab kebutuhan umat masa kini adalah konsep santripreneur, yakni pendekatan integratif antara pendidikan dayah dan kewirausahaan.

“Dengan santripreneur, dayah bisa menciptakan sumber pendapatan alternatif, memberdayakan santri tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga ekonomi,"

"Ini solusi terhadap tantangan pendanaan dan ketahanan ekonomi dayah,” lanjut Prof Syamsul.

Selain penguatan ekonomi umat, HUDA juga didorong untuk mengarusutamakan kepedulian terhadap lingkungan melalui pendekatan ekoteologi, yakni integrasi antara nilai-nilai keagamaan dan pelestarian alam.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Agama yang mulai menempatkan ekoteologi sebagai bagian penting dalam pengembangan pendidikan keagamaan di Indonesia.

Prof Syamsul mengatakan, sebagai lembaga ulama di daerah yang menjalankan syariat Islam, HUDA punya peluang besar untuk mensinergikan kebijakan nasional dengan kearifan lokal Aceh. 

“Misalnya, melalui pengembangan kalender pertanian lokal yang mengandung filosofi hubungan harmonis manusia dan alam,"

"Tentu saja eksistensi HUDA tidak hanya hadir membenahi kapasitas kelembagaan namun lebih dari itu hadir untuk memberikan solusi terhadap dinamika kehidupan kontemporer” ujarnya yang juga Dewan Pembina Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.

Dengan latar belakang keilmuan yang kuat, Abiya Anwar dinilai mampu mendorong kolaborasi yang sinergis antara Dayah dan Kampus.

Halaman
12

Berita Terkini