“Apa yang terjadi merupakan kejahatan perang yang sesungguhnya,” kata kelompok sayap kiri, yang beberapa hari lalu memperingatkan warga Palestina bahwa titik distribusi bantuan yang didirikan oleh Israel dan AS adalah “perangkap maut”.
"Kami menuntut intervensi internasional dan Arab yang mendesak untuk menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung ini dan menerapkan mekanisme akuntabilitas yang ketat terhadap pendudukan kriminal, selain segera menghentikan pengepungan," kata PFLP.
Kronologi serangan Israel terhadap situs bantuan baru yang didukung AS
Pada hari Senin, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang baru didirikan mulai beroperasi di Jalur Gaza, membuka titik distribusi pertama dari empat titik distribusinya di Rafah, di selatan.
Keesokan paginya, saat ribuan warga Palestina berbaris di lokasi bantuan, pasukan Israel melepaskan tembakan, menewaskan tiga warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
GHF mengatakan pihaknya membuka lokasi kedua pada hari Rabu, hari yang sama ketika pasukan Israel kembali menembaki para pencari bantuan di salah satu lokasinya di sebelah barat Rafah, kali ini menewaskan sedikitnya enam warga Palestina.
Pada Minggu pagi, kurang dari seminggu setelah GHF yang didukung Israel dan AS menyerang Jalur Gaza, pasukan Israel kembali melepaskan tembakan, menewaskan sedikitnya 30 orang di lokasi GHF di Rafah.
Segera setelah itu, seorang warga Palestina dilaporkan tewas dalam penembakan di titik distribusi keempat GHF, di Kota Gaza, sebelah selatan Koridor Netzarim.(*)