Masthur mendorong dialog terbuka antara pemerintah pusat, wali nanggroe, pemerintah Aceh, ulama, akademisi, majelis adat, dan warga terdampak untuk menegaskan solusi yang bermartabat dan tidak mengusik damai, demi menjaga kohesi sosial dan kepercayaan kepada pemerintah pusat yang sudah kembali membaik di Aceh pasca damai ini.
“Jangan diajak gugat-menggugat sehingga nanti rasa percaya masyarakat kembali hilang. Mari kita sikapi dengan sikap persaudaraan dan perdamaian, representatif, dan saling menghargai,” pungkasnya.(*)