Konflik Israel vs Iran

Iran Serang Balik Israel dengan Ratusan Rudal, Tel Aviv Porak-Poranda!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KONFLIK IRAN-ISRAEL - Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic pada 14 Juni 2025, memperlihatkan situasi di Haifa (kiri) dan Tel Aviv (kanan). Iran melancarkan serangan balasan Israel, menyasar berbagai titik.

Iran Serang Balik Israel dengan Ratusan Rudal, Tel Aviv Porak-Poranda!

SERAMBINEWS.COM-Sabtu pagi (13/6/2025) menjadi saksi ketegangan besar di Timur Tengah, ketika Iran meluncurkan gelombang rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan udara besar yang dilakukan Israel sehari sebelumnya.

Ini adalah salah satu eskalasi paling serius dalam konflik antara kedua negara dalam beberapa dekade terakhir.

Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran

Ketegangan memuncak setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran pada Jumat pagi.

Dilansir dari kantor berita Reuters (14/6/2025), serangan ini menyasar sejumlah target strategis, termasuk fasilitas nuklir bawah tanah Natanz, pabrik pengayaan bahan bakar di Fordow dan Isfahan, serta sejumlah tokoh militer dan ilmuwan nuklir Iran.

Menurut laporan dari PBB, serangan terhadap Natanz telah menghancurkan sebagian besar fasilitas tersebut.

Pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi, mengonfirmasi bahwa pihaknya masih mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai dampak kerusakan di dua lokasi lainnya.

Baca juga: Balas Serangan Israel, Iran Tembakkan Rentetan Rudal ke Tel Aviv, True Promise III Dimulai

Israel menyatakan bahwa serangan ini adalah langkah preventif untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Mereka mengklaim bahwa Iran hampir memiliki cukup bahan fisil untuk membuat beberapa bom nuklir. 

Namun, Iran membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa program nuklir mereka murni untuk tujuan damai.

Iran Balas dengan Ratusan Rudal

Sebagai respons langsung, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke berbagai wilayah di Israel pada Sabtu dini hari.

 Sirene serangan udara meraung-raung di Tel Aviv dan Yerusalem, membuat warga panik dan berlarian ke tempat perlindungan.

Militer Israel mengatakan sistem pertahanan udara mereka aktif dan berhasil mencegat sebagian besar rudal.

Namun, beberapa rudal berhasil mencapai target.

Di pusat Tel Aviv, sebuah gedung tinggi rusak parah setelah terkena serangan, dan sebuah blok apartemen di wilayah Ramat Gan juga hancur.

Baca juga: Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?

Layanan ambulans Israel melaporkan sedikitnya 34 orang terluka, kebanyakan luka ringan, dan satu orang tewas.

Di Iran sendiri, beberapa ledakan terdengar di ibu kota Teheran.

Media setempat melaporkan bahwa dua proyektil menghantam Bandara Mehrabad, yang juga berfungsi sebagai pangkalan udara militer.

 Kebakaran dilaporkan terjadi di lokasi tersebut.

Amerika Serikat Turut Terlibat

Dua pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa militer AS turut membantu Israel menembak jatuh rudal-rudal Iran yang mengarah ke wilayahnya.

Keterlibatan ini semakin memanaskan situasi, karena Iran menuduh AS bertanggung jawab atas serangan Israel.

Utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan bahwa 78 orang tewas dalam serangan Israel, termasuk beberapa pejabat militer senior, dan lebih dari 320 orang lainnya terluka, sebagian besar warga sipil.

Ia menegaskan bahwa AS akan memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi dari eskalasi ini.

Sementara itu, utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut serangan Israel sebagai "langkah pelestarian nasional" untuk menghentikan ancaman senjata nuklir dari Iran.

Baca juga: Trump ke Netanyahu: Tidak Ada Lampu Hijau untuk Serang Iran, Kejar Kesepakatan

Ketegangan Regional Meningkat

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik berskala regional.

Meskipun sekutu Iran seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon telah melemah karena serangan-serangan Israel sebelumnya, potensi keterlibatan lebih luas dari pihak lain tetap ada.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Israel telah memulai perang, dan tidak ada tempat yang aman lagi di wilayah Israel.

Seorang pejabat tinggi Iran juga memperingatkan bahwa pembalasan selanjutnya bisa lebih menyakitkan.

Trump Serukan Perundingan

Di tengah meningkatnya ketegangan, mantan Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Iran kembali ke meja perundingan.

Ia mengatakan belum terlambat bagi Teheran untuk menghentikan serangan terhadap Israel dengan cara mencapai kesepakatan baru soal program nuklirnya.

Trump mengingatkan bahwa pemerintahan AS sebelumnya telah membuka peluang perundingan untuk menggantikan perjanjian nuklir 2015 yang ditinggalkannya pada tahun 2018.

Namun, Iran menolak tawaran terakhir dari AS dan mengisyaratkan enggan melanjutkan perundingan.

Perundingan lanjutan direncanakan akan berlangsung di Oman pada hari Minggu, tetapi Iran mengindikasikan kemungkinan untuk tidak hadir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa sikap AS yang membiarkan Israel menyerang wilayah Iran membuat proses dialog kehilangan makna.

Baca juga: Pemerintah Aceh Pilih Jalur Kekeluargaan dengan Kemendagri Selesaikan Polemik 4 Pulau

Dunia Menanti Langkah Berikutnya

Masyarakat internasional kini menyaksikan dengan cemas perkembangan situasi ini.

Serangan saling balas yang dilakukan Iran dan Israel bukan hanya memperbesar risiko perang terbuka antara dua negara, tetapi juga bisa memicu ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.

PBB, Uni Eropa, dan sejumlah negara besar mendesak agar kedua pihak menahan diri dan segera kembali ke jalur diplomasi.

Namun, dengan korban jiwa yang terus bertambah dan fasilitas strategis yang hancur, jalan menuju perdamaian tampaknya tidak akan mudah.

Baca juga: VIDEO Kota Los Angeles Membara, Trump Kirim 2.000 Garda Nasional dan 700 Marinir

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

Berita Terkini