Harga Emas di Banda Aceh Kompak Naik dengan Pasar Global, 16 Juni 2025 Dijual Segini per Mayam
SERAMBINEWS.COM- Harga emas di Banda Aceh kembali menunjukkan tren kenaikan, sejalan dengan lonjakan harga emas dunia yang tengah menguat tajam.
Pada Senin (16/6/2025), harga emas di Banda Aceh tercatat mencapai Rp 5.850.000 per mayam belum termasuk ongkos pembuatan.
Kenaikan ini terbilang tipis dibandingkan harga sehari sebelumnya, Minggu (15/6/2025), yang berada di angka Rp 5.820.000 per mayam.
Artinya, ada selisih Rp 30.000 per mayam dalam waktu 24 jam.
Meski hanya naik sedikit, tren ini tetap menjadi perhatian para pembeli dan investor lokal, mengingat fluktuasi harga emas bisa menjadi indikator pergerakan ekonomi.
Baca juga: Harga Emas Meroket! Perang Iran-Israel Bikin Investor Kabur dari Pasar Saham!
Ongkos pembuatan perhiasan emas masih bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per mayam, tergantung tingkat kerumitan desain.
Informasi ini dibagikan langsung oleh akun Instagram resmi @bina.nusa, salah satu toko emas di Banda Aceh yang rutin memberikan update harga emas setiap hari.
Sebagai catatan, mayam merupakan satuan khas Aceh untuk mengukur berat emas, yang setara dengan sekitar 3,3 gram emas murni.
Kenaikan harga emas ini sejalan dengan trend global yang juga sedang mengalami gejolak pasar emas global yang sedang bergolak hebat.
Baca juga: Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?
Harga Emas Dunia Naik
Harga emas terus mengalami kenaikan selama empat sesi perdagangan berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam hampir dua bulan pada hari Senin (16/6/2025).
Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran, yang memicu kekhawatiran pasar global terhadap potensi pecahnya perang yang lebih luas.
Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran, yang memicu kekhawatiran pasar global terhadap potensi pecahnya perang yang lebih luas.
Ketidakpastian tersebut membuat para investor beralih ke aset yang lebih aman seperti emas.
Dilansir dari kantor berita Reuters (16/6/2025), pada pukul 02.46 GMT, harga emas spot tercatat naik 0,3 persen menjadi 3.442,09 dolar AS per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 22 April di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, emas berjangka AS juga naik 0,3 persen menjadi 3.461,90 dolar AS per ons.
Baca juga: Berharap Disapa Balik, Malah Surat Trump Ditolak Mentah-Mentah! Korut Tegas Kami Tak Butuh Trump
Menurut Kelvin Wong, analis pasar senior Asia Pasifik di OANDA, lonjakan harga emas ini didorong oleh kondisi geopolitik yang semakin tidak stabil.
"Premi risiko politik gabungan yang meningkat akibat konflik Iran-Israel saat ini mendorong peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven," kata Wong.
Ia juga menambahkan bahwa tren harga emas masih menunjukkan arah naik dalam jangka pendek.
"Saat ini, kami mengalami penembusan yang jelas di atas 3.400 dolar AS dan tren naik jangka pendek masih utuh. Kami melihat level resistensi di 3.500 dolar AS dan kemungkinan menembus level tertinggi baru di atas angka tersebut," jelasnya.
Pada hari Minggu (15/6/2025), Israel dan Iran kembali saling melancarkan serangan militer, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga sipil.
Kedua negara bahkan menyerukan kepada warga sipil lawan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan serangan lanjutan.
Situasi ini memperbesar kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat berkembang menjadi perang kawasan yang melibatkan negara-negara lain di Timur Tengah, mengganggu stabilitas regional, dan memicu ketidakpastian ekonomi global.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan harapannya agar kedua negara bisa menyelesaikan konflik lewat diplomasi.
Namun, ia juga mengakui bahwa terkadang konflik perlu terjadi sebelum perdamaian bisa dicapai.
Baca juga: Al Ghazali dan Alyssa Daguise Resmi Menikah, Mahar 16,6 Gram Emas dan Uang 2.025 Euro
"Saya berharap akan ada kesepakatan. Tapi terkadang, negara-negara memang harus berjuang terlebih dahulu," kata Trump.
Di samping krisis geopolitik, para pelaku pasar global juga menantikan keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) yang akan diumumkan pada hari Rabu (18/6/2025).
Meskipun The Fed secara luas diperkirakan tidak akan menaikkan atau menurunkan suku bunga dalam pertemuan kali ini, pasar akan mencermati sinyal terkait kemungkinan pemotongan suku bunga di masa mendatang.
Berdasarkan data inflasi yang terkendali minggu lalu, para analis memperkirakan bahwa The Fed bisa mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.
Saat ini, pasar berjangka menunjukkan ekspektasi untuk dua kali pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun.
Dengan konflik Iran-Israel yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda dan ketidakpastian terkait arah kebijakan suku bunga di Amerika Serikat, harga emas diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat.
Kondisi geopolitik yang tegang dan arah kebijakan moneter global menjadi dua faktor utama yang saat ini menentukan arah pasar logam mulia.
Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)