Kesehatan

Kemana Perginya Darah Setelah Meninggal? Ternyata Tak Hilang, Tapi Mengalir Kembali ke Sini!

Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat atau Jenazah - Kemana Perginya Darah Setelah Mati? Ternyata Tak Hilang, Tapi Mengalir Kembali ke Sini!

Kemana Perginya Darah Setelah Meninggal? Ternyata Tak Hilang, Tapi Mengalir Kembali ke Sini!

SERAMBINEWS.COM – Setelah seseorang meninggal dunia, banyak perubahan biologis langsung terjadi dalam tubuh, termasuk berhentinya aliran darah.

Lantas, ke mana perginya darah setelah kematian?

Menurut para ahli forensik, darah tidak menghilang, melainkan mengalami proses alami yang disebut livor mortis atau post-mortem lividity, yakni pengendapan darah di bagian tubuh yang paling rendah akibat gravitasi.

Fenomena ini umumnya terjadi dalam waktu 30 menit hingga dua jam setelah kematian.

Setelah jantung berhenti berdetak, tekanan darah dalam tubuh hilang sehingga darah mengendap di bagian tubuh yang lebih rendah dan menyebabkan perubahan warna keunguan pada kulit bagian bawah.

Warna keunguan tersebut dapat terlihat jelas dalam enam jam pertama dan membantu dokter forensik memperkirakan waktu serta posisi kematian.

Selain itu, darah dalam tubuh juga mulai menggumpal karena tidak lagi bersirkulasi.

Terurai Bersama Organ

Proses biologis ini dimulai dengan apa yang disebut autolisis, yakni kehancuran diri sel akibat enzim-enzim yang dilepaskan dari lisosom.

Menurut buku The Cell: A Molecular Approach (Sinauer Associates, 2000), enzim ini memecah karbohidrat dan protein dalam sel—termasuk komponen darah—dan mempercepat pembusukan jaringan.

Setelah beberapa jam, tubuh memasuki fase autolisis, yaitu proses penghancuran sel oleh enzim tubuh sendiri.

Pada tahap ini, pembuluh darah melemah dan darah mulai merembes ke jaringan sekitar. Proses ini mempercepat pembusukan jaringan dan darah itu sendiri.

Tanpa pasokan oksigen, sel-sel tubuh mulai rusak, sementara bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya dalam tubuh berubah menjadi agresif dan mulai menghancurkan jaringan.

Proses dekomposisi tersebut menghasilkan gas-gas seperti metana dan amonia yang berkontribusi terhadap aroma khas pembusukan jenazah.

Halaman
12

Berita Terkini