Namun, beberapa saat kemudian dia diduga terpisah dari rekan lainnya di jalur pendakian.
Lalu, Juliana jatuh. Dia diduga terpeleset di jalur sempit dan terjal saat mendaki dari arah Sembalun menuju Plawangan.
Mulanya Juliana disebut terjatuh ke jurang sedalam 150-200 meter. Adapun videonya berteriak meminta tolong viral di media sosial.
Setelah itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, mengatakan pihaknya memperoleh laporan soal jatuhnya Juliana pada Selasa pagi sekira 06.30 WITA.
Kemudian, tim gabungan pun dikerahkan untuk langsung bergerak ke lokasi. Tim tersebut baru sampai pada pukul 15.00 WITA.
"Iya saat ini tim kami sudah bergerak menuju lokasi, informasi tim kami sudah sampai di Pelawangan 4, kami belum mendapatkan informasi terbaru lagi," kata Yarman pada Sabtu.
Hanya saja, ketika tim tiba di lokasi, Juliana ternyata tidak berada di titik awal jatuh.
Diduga, dia sempat berjalan menjauh dari lokasi untuk mencari tempat berlindung.
"Mungkin korban bergerak mencari tempat berlindung kita sudah turun mencari," kata Koordinator Lapangan SAR Lombok Timur, Syamsul Padli.
Barulah pada Senin (23/6/2025) pagi, Juliana ditemukan, tetapi dalam kondisi tidak bergerak.
Kepala Kantor SAR Mataram, Muhammad Hariyadi, mengungkapkan korban ditemukan berada 500 meter dari titik awal jatuh.
Hariyadi mengatakan penemuan terhadap jasad Juliana berkat bantuan drone.
"Tim SAR gabungan berhasil menemukan survivor dengan visualisasi drone thermal," kata Hariyadi.
Namun, Hariyadi mengatakan Juliana tidak bisa langsung dievakuasi karena kendala medan yang ekstrem.
"Kami terkendala medan yang ekstrem dan berkabut di sekitar lokasi kejadian," tambahnya.
Baca juga: Viral Usai Evakuasi Jenazah Juliana Marins, Sosok Agam Rinjani Kini Tolak Donasi dari Warga Brasil