Sumber-sumber diplomatik menyebut bahwa putaran baru negosiasi tak langsung mungkin akan diadakan di Mesir atau Qatar dalam beberapa hari ke depan.
Namun pejabat senior Hamas, Taher Nounou, telah membantah adanya kemajuan dalam perundingan, sekaligus menepis klaim AFP mengenai intensifikasi negosiasi.
Sebelumnya, laporan dari Foreign Affairs juga menyoroti bahwa Israel kini mengubah pendekatan dalam pengelolaan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Operasi militer Israel disebut kian memusatkan tekanan kepada penduduk sipil melalui blokade total, pembatasan distribusi bantuan, hingga pembentukan lembaga baru bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang menggantikan peran lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan World Food Programme (WFP).
GHF yang didukung oleh pemerintahan Donald Trump dan dikelola oleh tentara bayaran AS itu menuai kritik karena dinilai gagal memenuhi standar minimum kemanusiaan.
Baca juga: Temuan Pil Diduga Narkoba di Karung Tepung Bantuan AS, Otoritas Gaza Sebut Bentuk Serangan Langsung
Investigasi New York Times menyebut bantuan dari GHF hanya menyediakan 1.700 kalori per hari—di bawah standar gizi dunia—tanpa disertai obat-obatan atau suplai penting lainnya.
Lebih dari 500 warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan saat mencoba mengambil bantuan di titik distribusi.
Menurut para pengamat dan pejabat kemanusiaan Barat seperti David Satterfield dan Cindy McCain, Israel belum memberikan bukti konkret bahwa Hamas menyalahgunakan jalur distribusi bantuan sebelumnya.
Bahkan, sistem distribusi baru justru memperparah krisis karena memaksa warga untuk berpindah ke wilayah yang ditentukan dan membatasi akses bantuan hanya di delapan titik distribusi.
PBB telah memperingatkan bahwa skema ini berpotensi memperburuk pengungsian massal di Gaza.
Lokasi-lokasi bantuan kini menjadi instrumen militer yang dikaitkan dengan strategi relokasi penduduk, seperti yang ditunjukkan oleh laporan militer Israel pada 29 Mei, yang menyebut titik distribusi di Koridor Netzarim dirancang untuk memaksa warga Gaza utara pindah ke selatan.
Baca juga: Israel Kembali Bombardir Gaza Bertepatan 1 Muharram, Tenda Beserta Pengungsi Palestina Jadi Korban
Jumlah Korban Tewas
Perang di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-627 sejak dimulai pada 7 Oktober 2023.
Korban jiwa terus bertambah seiring eskalasi militer yang tak kunjung mereda.
Hingga 25 Juni 2025, tercatat 56.156 orang tewas akibat serangan yang dilakukan oleh militer Israel.