Berita Viral

Pejabat Jawa Barat Memanas, Wagub dan Sekda Berseteru Masalah Ini: Sekantor Tapi Diam-diaman

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

akil Gubernur (wagub) Jawa Barat, Erwan Setiawan (kiri) dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman (kanan) tidak dalam hubungan yang harmonis. Nama Dedi Mulyadi pun turut diseret dalam permasalahan ini.

Pejabat Jawa Barat Memanas, Wagub dan Sekda Berseteru Masalah Ini: Sekantor Tapi Diam-diaman

SERAMBINEWS.COM – Hubungan dua pejabat tinggi di Jawa Barat mengalami keretakan dan memanas.

Wakil Gubernur (wagub) Jawa Barat, Erwan Setiawan dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman tidak dalam hubungan yang harmonis.

Bahkan Erwan mengaku sendiri bahwa dirinya dan Herman sedang terjadi kertakan.

Kata Erwan, meski dirinya berada dalam kantor dan lantai kerja yang sama, namun saling diam-diaman dan tidak ada tegur sapa.

Diketahui, ruang kerja keduanya berada di lantai yang sama dalam Gedung Sate, tetapi belum pernah bertemu dan ngobrol.

"Memang ada keretakan, kenyataan. Saya di ruang, (ruangan saya di sini). Sekda di ruang sana, satu lantai, saya lewat tidak ada," kata Erwan di Gedung Sate Kota Bandung, Senin (30/6/2025).

Menurut Erwan, permasalah keretakan dengan Herman karena persoalan kerjaan yang menjadi tupoksinya.

Ia merasa banyak pekerjaan yang seharusnya menjadi tugasnya justru diambil alih oleh Herman.

"Sudah di luar batas. Saya katakan sudah di luar batas. Sudah di luar kewenangan-kewenangan dia. Terakhir kemarin, di Rindam (kelulusan siswa barak militer gelombang kedua). Itu kan bukan juga seorang Sekda di Rindam. Orang bisa menilai," bebernya, dilansir TribunJabar.id.

Padahal, kata Erwan, tugas Sekda adalah mengurus masalah administratif dan mengkonsolidasikan kepala dinas atas temuan gubernur dan wakilnya di lapangan. 

Baca juga: Gubernur Jawa Barat Dapat Ancaman Akan Dibunuh Pakai Bom, Dedy Mulyadi Tak Gentar Hadapi Preman

"Sebenarnya perlu dipahami, namanya sekretaris daerah itu mengkoordinir sekretariat daerah. Seharusnya Pak Sekda selalu ada di kantor. Pak Gubernur di lapangan, saya ke lapangan," katanya.

Selain itu, Erwan juga mengaku tidak diberikan informasi soal pelantikan sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Pemprov Jabar. 

"Mohon maaf ya, di sini gak apa-apa, terserah sampaikan. Saya sangat kecewa, ini akumulasi dari kekecewaan saya,”

“Beberapa kali ada pelantikan kepala dinas, jangankan dilibatkan, diberitahu saja saya tidak," ungkap Erwan di Gedung Sate.

Padahal, sebut Erwan, salah satu tugas Sekda adalah menginformasikan kepada Gubernur dan Wagub, termasuk rotasi dan mutasi jabatan Kepala Dinas.

"Kan seharusnya seorang Sekda itu memberi tahu, minimal ngasih tahulah, 'Pak hari ini akan ada pelantikan.' Dinas ini, Dinas itu,”

“Saya tidak pernah diinformasikan. Silakan Pak Gubernur dan Pak Sekda yang ngatur itu. Tapi minimal saya dikasih tahu," tegasnya.

Menurut Erwan, sebelum menjadi Sekda Jabar, Herman adalah Sekda Kabupaten Sumedang yang saat bersamaan Erwan menjabat sebagai Wakil Bupati.

"Padahal sejarahnya sebelum menjadi sekda Provinsi Jawa Barat, beliau adalah Sekda Sumedang. Ketika ingin jadi Sekda Sumedang, dia memelas tengah malam ke rumah saya," beber Erwan. 

"Bupati saat itu tidak mau Herman menjadi Sekda. Saya tiga kali lobi Bupati untuk menerima saudara Herman jadi Sekda. Sekarang sudah jadi Sekda ke Sumedang, terus jadi Sekda Provinsi," lanjutnya.

Erwan lantas merasa perannya sudah diambil oleh Sekda dengan mengabaikan pekerjaan administratif di Pemprov Jabar. 

"Jangan ambil alih kerjaan orang. Sementara kerjaan sendiri gak dikerjakan. Mohon maaf. Saya selama ini diserang oleh netizen-netizennya, Sekda. Silakan serang lagi saya sekarang, Saya gak takut," tuturnya.

"Bukan tidak boleh kerja di lapangan. Tetapi ya Sekda itu kan seharusnya mengoordinasi, rapim dengan kepala dinas, bagaimana mengkoordinasikan program-program yang dibuat oleh Pak Gubernur, oleh saya. Bukan di lapangan," sambungnya.

Baca juga: Cerita Pencuri Perangkat Tower Telkomsel di Bireuen, Jual Rp 3 Juta Lalu Dikirim ke Jawa Barat

Sebelumnya, keretakan hubungan antara Wagub dan Sekda ini secara jelas terjadi saat sidang paripurna DPRD Jabar pada Kamis (19/6/2025) lalu. 

Saat itu Erwan menuding Herman jarang hadir dalam rapat paripurna hingga jarang berada di kantor.

"Dan juga sekalian tanyakeun kamana wae (tanyain kemana aja) Sekda gitu," ucap Erwan.

"Selama saya paripurna mewakili Pak Gubernur belum pernah saudara Sekda hadir dan sekarang pun di kantor nggak pernah ada, coba tanyakan yang terhormat anggota DPRD, terima kasih," imbuhnya.

Saat menanggapi hal itu, Herman menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan ketidakhadirannya karena sedang menjalankan tugas dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

"Hatur uninga, patali jadwal Pak Gubernur sareng disposisi beliau tiasa ditingal di update protokol. (Dikarenakan bentrok dengan jadwal pak gubernur dan disposisi beliau, bisa dilihat dilihat di update protokol)," ujar Herman.

Dedi Mulyadi pun turut buka suara soal hal ini.

Dedi menyebutkan bahwa saat kegiatan paripurna memang dirinya menugaskan Erwan.

"Pada waktu kemarin tidak hadir paripurna, pada waktu itu saya lagi ada tugas kemudian di paripurna saya menugaskan wakil gubernur," terang pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu.

Sementara pada saat bersamaan, ada kunjungan kerja Menteri Koordinator Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, serta Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono ke lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jabar.

"Ada Menko melihat bencana pergeseran tanah di Purwakarta. Saya harus nugasin siapa? Kalau Menko minimal harus didampingi Sekretaris Daerah, itu bagian dari menghormati pemerintah pusat. Jadi bagi tugas," papar KDM.

"Sekda Jabar itu cerdas, pandai mengambil keputusan dan eksekutor. Biasanya Sekda itu administratif. Nah, Sekda Jabar itu bukan hanya administratif, dia berani dan pasang badan maju ke depan," tambahnya.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi memaparkan latar belakang Herman yang merupakan kalangan semi militer, karena merupakan lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 

Herman juga diketahui pernah menjadi seorang tentara dengan menjabat sebagai Perwira Pertama pada Korem 163/Wirasatya, Kodam IX/Udayana, Bali pada 1992.

Herman kemudian menjadi Perwira Intelijen Kodim 1619/Tabanan, Kodam IX/Udayana, Bali, pada 1993-1994.

Sekda Jabar itu juga diketahui menempuh pendidikan di Sekolah Perwira Wajib Militer di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Pusat. 

"Jadi menang petarung, dia bukan hanya orang administratif, orang lapangan," sebut KDM.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini