Konflik Israel vs Iran

Perang 12 Hari, Presiden Iran Sebut Tentara IDF Mau Bunuh Diri, Ungkap Netanyahu Punya Misi Rahasia

Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian berbicara selama kunjungan ke kuil pendiri Republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomeini di Teheran pada 6 Juli 2024. - Pezeshkian, yang menganjurkan peningkatan hubungan dengan Barat, pada 6 Juli memenangkan pemilihan presiden putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif, kata kementerian dalam negeri.

"Bukan Amerika Serikat yang berada di balik upaya pembunuhan terhadap saya. Melainkan Israel. Saya sedang dalam sebuah rapat... mereka mencoba membombardir area tempat kami mengadakan rapat itu," tegasnya.

SERAMBINEWS.COM -  Selama konflik Israel perang Iran, lebih dari 900 orang tewas di Iran.

Sementara serangan Israel memicu gelombang serangan balasan berupa drone dan rudal yang menewaskan 28 orang di Israel.

Amerika Serikat juga turut melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordow, Isfahan, dan Natanz.

Gencatan senjata antara kedua negara telah berlangsung sejak 24 Juni.

Sementara itu, pada 16 Juni, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menutup kemungkinan rencana pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei. 

Netanyahu menyebut langkah itu bisa "mengakhiri konflik," meski saat itu Presiden AS Donald Trump dikabarkan memveto rencana tersebut.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Senin (7/7/2025), bahwa Israel yang bulan lalu terlibat perang selama 12 hari dengan Iran, berusaha membunuh dirinya.

Pernyataan ini muncul kurang dari sebulan setelah israel melancarkan kampanye pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 13 Juni 2025 terhadap Iran.

Serangan ini menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir.

Tentara Israel (EPA/Pavel Wolberg)

Baca juga: Skenario Baru Teheran, Ekspor Minyak Iran ke China Selagi Sanksi Ekonomi, Bayarnya Pakai Rudal

 Serangan tersebut dilakukan dua hari, sebelum Teheran dan Washington dijadwalkan bertemu untuk perundingan nuklir baru, yang akhirnya menghambat proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan mengenai program atom Iran.

Menurut Pezeshkian, Israel memiliki rencana untuk menargetkannya, namun rencana tersebut gagal.

"Mereka memang mencoba, ya. Mereka bertindak sesuai dengan itu, tetapi mereka gagal," kata Pezeshkian, dikutip dari Al-Arabiya.

Ia kemudian menegaskan bahwa dalang rencana pembunuhan dirinya yang sebenarnya adalah Israel, bukanlah AS.

"Bukan Amerika Serikat yang berada di balik upaya pembunuhan terhadap saya. Melainkan Israel. Saya sedang dalam sebuah rapat... mereka mencoba membombardir area tempat kami mengadakan rapat itu," tegasnya.

Halaman
12

Berita Terkini